Manggarai Bakal Jadi Stasiun Pusat, Apa Bedanya?

ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA
Ilustrasi. Stasiun Manggarai dipilih menjadi stasiun pusat karena lebih strategis untuk menghubungkan moda transportasi di Jabodetabek.
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Agustiyanti
17/10/2019, 13.47 WIB

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut Stasiun Manggarai, Jakarta berpotensi menjadi stasiun pusat. Dengan demikian Stasiun Manggarai tak hanya menjadi titik pusat commuter line alias KRL Jabodetabek, tetapi juga kereta jarak jauh hingga kereta ringan atau light rail transit (LRT).

“Ada kemungkinan demikian (Stasiun Manggarai menjadi stasiun pusat),” kata Budi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (17/10).

Budi menjelaskan Stasiun Manggarai dipilih menjadi stasiun pusat karena dapat menjadi penghubung moda transportasi di Jabodetabek. Para penumpang kereta jarak jauh, kata Budi, dapat melanjutkan perjalanannya ke Depok atau Bekasi jika lewat Stasiun Manggarai. Menurut Budi, hal itu sulit dilakukan lewat Stasiun Gambir.

(Baca: Mulai 5 Oktober, Kereta Bandara Bisa Diakses Lewat Stasiun Manggarai)

“Dari sana mereka langsung ke tempat lain. Jadi itu adalah point perjumpaan, hub perjumpaan dari beberapa tempat,” kata Budi.

Tak hanya kereta, Budi menyebut Stasiun Manggarai juga akan diintegrasikan dengan moda transportasi massal lainnya, seperti LRT dan bus TransJakarta.

Dengan begitu, penumpang yang transit di Stasiun Manggarai akan lebih mudah melanjutkan perjalanannya. “Kalau pun ada, kita kolaborasikan dengan angkutan umum yang lain,” kata dia.

(Baca: Jumlah Penumpang Kereta Anjlok Imbas Listrik Mati Massal Awal Agustus)

Menurut Budi, rencana menjadikan Stasiun Manggarai sebagai stasiun pusat sudah sejak lama. Hanya saja, dirinya masih mau memperdalam konsep tersebut.

Budi mengatakan, pihaknya akan mengkoordinasikan rencana ini dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero). “Tinggal kita matangkan,” ucapnya.

Reporter: Dimas Jarot Bayu