PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta mengajukan tarif jarak terjauh, yakni Stasiun Lebak Bulus - Hotel Indonesia, sebesar Rp 13 ribu. Usulan tarif ini sudah diserahkan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk diputuskan.
Direktur Operasi dan Pemeliharaan MRT Jakarta Agung Wicaksono mengatakan Pemprov DKI akan memutuskannya pada tahun ini. Apalagi moda tersebut segera dioperasikan pada 2019. “Sekarang sudah di internal Pemprov DKI,” kata Agung di Jakarta, Kamis (4/10).
Angka tersebut berasal dari kajian perusahaan tentang kesanggupan masyarakat membayar ongkos perjalanan MRT. Hasilnya, masyarakat akan membayar Rp 8.500 untuk 10 kilometer pertama. Rute selanjutnya, formulasi biaya yang dibebankan adalah Rp 700 per kilometer.
Saat ini, panjang MRT fase pertama mencapai 16 kilometer. “Sehingga rata-rata Rp 13 ribu. Tapi ini dari ujung ke ujung,” ujar Agung. (Baca juga: Pemerintah Tunjuk MRT Jakarta Mengkaji Perpanjangan Rute ke Tangsel)
Usulan tarif ini juga telah menghitung dana subsidi. Namun dia belum dapat memberitahu besaran bantuan negara yang diberikan mengingat antara MRT Jakarta dan Pemprov DKI Jakarta masih menyelesaikan mekanisme alokasi aset kedua pihak.
Saat ini, proyek MRT sedang memasuki masa uji coba infrastruktur seperti persinyalan, dan ditargetkan beroperasi penuh pada Maret 2019. Adapun progres pembangunannya mencapai 96,5 persen. Pada Januari 2019, kereta ini mulai diuji operasional secara penuh.
(Baca juga: Bappenas Minta Rute MRT dan Transjakarta Diperpanjang ke Tangsel)
Usai fase pertama berjalan, MRT akan melanjutkan pembangunan tahap kedua (Hotel Indonesia - Kampung Bandan). Setelah menggerjakan fase-fase awal, Jepang kembali mengajukan minat sebagai investor yang akan membiayai pembangunan proyek MRT Jakarta fase tiga. Namun, Negeri Matahari Terbit itu tidak mau menginvestasikan dananya untuk seluruh proyek.
Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar beberapa waktu lalu mengatakan pihak Jepang telah menawarkan untuk membiayai trase MRT yang disebut MRT East - West. Dari total panjang proyek kereta ini yang mencapai 87 kilometer dari Cikarang hingga Balaraja, Jepang hanya ingin berinvestasi pada jalur di wilayah Jakarta sepanjang 27 kilometer.