Serangkaian Proses Harus Dilalui Agar LRT Bisa Beroperasi Penuh

INKA
INKA telah mengirimkan 4 dari 8 rangkaian kereta LRT Palembang (10/4)
Penulis: Ihya Ulum Aldin
10/8/2018, 11.19 WIB

Serangkaian proses masih harus dilalui kereta listrik ringan (Light Rail Transit/LRT) agar bisa beroperasi secara penuh. Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Dwi Wahyu Daryanto menjelaskan ada beberapa persyaratan yang harus diselesaikan, seperti uji coba operasi hingga perizinan.

"Untuk benar-benar LRT beroperasi secara full, banyak sekali persyaratannya. Bahkan untuk uji statis dan dinamis, dibutuhkan uji coba 1.000-2.000 jam. Kami ingin menerapkan benar-benar uji coba 2.000 jam," kata Dwi di kantornya, Jakarta, Kamis (9/8).

Uji coba selama 2000 jam ini, dilakukan sejalan dengan proses perizinan yang harus diselesaikan. Paling utama adalah izin mengenai usaha prasarana perkeretaapian. Izin tersebut dan izin sarana, merupakan dasar bagi Kementerian Perhubungan mengeluarkan Rekomendasi Operasi.

(Baca: Menhub Pesimistis LRT Jakpro Rampung Sebelum Asian Games)

Dwi menjelaskan usaha prasarana perkeretaapian dipengaruhi oleh dua isu, yaitu bentuk kerja sama dan besaran tarif LRT. Skema kerja samanya bisa berupa Build Transfer Operation (BTO) atau Build Operation Transfer (BOT). BTO merupakan skema kerja sama di mana adanya transfer bangunan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebelum dioperasikan. Sedangkan, BOT, prasarana diserahkan setelah LRT dioperasikan dalam waktu tertentu.

Untuk masalah tarif, Dwi mengatakan masih menunggu usulan dari Pemprov DKI Jakarta. Usulan ini nantinya akan ditetapkan Pemprov bersama Pemerintah Pusat.

"Kalau lebih rendah dari (harga tiket) keekonomian, tentu ada hubungan dengan PSO (Public Service Obligation) atau subsidi pemerintah, baik Pemprov maupun Pemerintah Pusat," kata Dwi. Adapun besaran tarif keekonomian yang diajukan perusahaan sebesar Rp 15.800.

(Baca: Menhub Belum Terima Usulan Tarif LRT Kelapa Gading-Velodrome dari DKI)

Beberapa hari yang lalu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, saat ini rencana peresmian LRT ini masih dalam tahap evaluasi teknis. Selain itu opsi tarif hingga operator juga belum sampai di mejanya sehingga dia belum bisa memberitahu publik.

"Usulan tarifnya Belum sampai saya, mungkin masih di Direktur Jenderal Perkeretaapian," kata Budi di Jakarta, Selasa (7/8).

Untuk uji coba secara terbatas, Dwi memastikan persiapan secara operasional sudah mecapai 91%. Rencananya, LRT jurusan Velodrome-Kelapa Gading akan diuji coba secara terbatas pada 15 Agustus mendatang. Sedikit mundur dari target awalnya pada 10 Agustus.

Dalam uji coba terbatas, Jakpro membatasi penumpang yang menaiki LRT tersebut. Penumpang yang bisa ikut dalam uji coba ini berdasarkan undangan, seperti anak sekolah, Aparatur Sipil Negara (ASN), camat, lurah, atau Pemprov DKI Jakarta.

Dwi mengatakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan wakilnya Sandiaga Uno menekankan pada aspek keselamatan. "Kalau memang semua belum (siap), jangan dipaksakan (beroperasi)," ujar Dwi.

(Baca: Jokowi Minta LRT Palembang Dapat Subsidi)