Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mencanangkan tol laut di Pelabuhan Belang-belang, Mamuju, Sulawesi Barat. Alasannya, pelabuhan ini cukup terkenal, bahkan telah familiar bagi masyarakat Jakarta.
“Tidak susah memasarkan kepada investor untuk menanamkan modal di sini,” ujar Budi Karya dalam kunjungnnya ke Pelabuhan Belang-belang, sepertti dikutip dalam siaran persnya, Selasa (9/5). (Baca: Lelang Dua Rute Tol Laut Sepi Peminat)
Ia menjelaskan, tol laut tersebut bertujuan menekan disparitas harga barang dari dan menuju Mamuju. Sementara itu, Sulawesi Barat sebagai provinsi baru punya potensi besar.
Budi pun menyarankan pemerintah kabupaten setempat membangun rumah logistik, untuk mengumpulkan barang dan mendistribusikannya secara bertahap. “Apabila kirim gula, itu bukan barang dari pedagang di sini, tapi distributor dari Jawa,” ujarnya.
(Baca: Jokowi Minta Pengelolaan Kuala Tanjung Libatkan Operator Besar)
Pelabuhan Belang-belang masuk dalam jaringan jalur penyelenggaraan angkutan barang di laut atau tol laut tahun ini. PT Luas Line menjadi operator trayek dengan nilai kontrak Rp 7,6 miliar.
Jaringan trayek yang dikenal sebagai T8 itu membentang sepanjang Tanjung Perak (Jawa Timur)-Belang-belang (Sulawesi Barat)-Sengatta (Kalimantan Timur)-Pulau Sebatik (Kalimantan Utara)-Tanjung Perak. Trayek dengan jarak tempuh 1.880 mil itu memakan waktu pelayaran selam 16 hari.
Kapal yang digunakan dalam trayek T8 memiliki tipe 500 DWT. Hingga akhir tahun nanti, pemerintah menargetkan 22 perjalanan kapal tol laut.
Kementerian Perhubungan fokus membangun kawasan Indonesia Timur melalui tol laut dan tol udara. “Program tol laut kira-kira 300-400 miliar pada tahun ini, tol udara kira-kira 100-200 miliar,” ujar Budi Karya. (Baca: Pemerintah Incar Investasi Tiongkok Lewat Konsep Baru Jalan Sutera)