Uji Kelayakan Kereta Express Jakarta-Surabaya Pakai Dana APBN

ANTARA FOTO/ Atika Fauziyyah
Kereta Rel Listrik (KRL) Commuterline melintasi jalur kereta api di jalan Pejompongan Raya, Jakarta Pusat, Jumat (10/3). Pemerintah akan menutup 14 perlintasan kereta api sebidang di wilayah DKI Jakarta mulai Mei 2017 untuk mengurangi resiko kecelakaan.
Penulis: Miftah Ardhian
Editor: Pingit Aria
24/3/2017, 20.06 WIB

Pemerintah akan memulai tahap awal studi kelayakan (Feasibility Study/FS) proyek Kereta Express Jakarta-Surabaya pada awal bulan Mei tahun ini. Dana sebesar Rp 40 miliar untuk proses ini akan diambil dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, akan meminta bantuan ahli asal Jepang untuk ikut dalam mengerjakan tahap awal studi kelayakan proyek ini. Sehingga, diharapkan proyek ini dapat rampung pada akhir tahun 2019.

"Kami dorong. Jadi, bisa selesai di kuartal IV 2019," ujar Luhut di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Jumat (24/3).

(Baca juga: Tol Surabaya - Kertosono Ditargetkan Tersambung Sebelum Lebaran)

Luhut menjelaskan, tahap awal studi kelayakan proyek yang semula dinamakan “Kereta Semi-Cepat” ini akan ditargetkan rampung pada akhir Juli 2017. Selanjutnya, tim yang melakukan kajian ini akan melakukan studi kelayakan lanjutan termasuk Design Engineering Design (DED) hingga November - Desember 2017 ini. Dengan demikian, proses konstruksi diharapkan dapat berlangsung pada awal 2018.

Luhut menaksir total biaya yang diperlukan untuk membangun proyek ini apabila menggunakan mesin diesel adalah sebesar Rp 40 triliun. Sementara, jika menggunakan mesin listrik, nilai investasi yang harus dikeluarkan melonjak hampir 2x lipat yakni Rp 70-80 triliun.

Sedangkan, terkait investor, Luhut belum mengetahui mekanismenya secara pasti. Namun, dengan mekanisme lelang pun, pihak Jepang diklaimnya memiliki kesempatan untuk turut serta.

Halaman:
Reporter: Miftah Ardhian