Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan menambah lima rute dalam program Tol Laut pada tahun depan. Kelima rute ini terdiri dari tiga rute trayek baru yang belum ada sebelumnya, serta dua trayek crossing dengan rute lama yang sudah ada.

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kemenhub Bay Mokhammad Hasani awalnya Kemenhub hanya akan menambah tiga rute baru. Namun, setelah dilakukan evaluasi Kemenhub akhirnya memutuskan menambah rute tersebut menjadi lima.

"Ini untuk meningkatkan distribusi barang ke daerah terpencil," katanya saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Kamis (17/11). (Baca: Empat Strategi Menhub Dukung Keberhasilan Tol Laut)

Untuk diketahui tiga trayek baru tersebut adalah Tanjung Priok–Sinabang (Pantai Barat Sumatera), Tanjung Perak–Nunukan, serta Tanjung Perak–Pulau Gebe (Maluku). Adapun dua rute crossing tambahan adalah tambahan kapal pada trayek I (Tanjung Perak–Timika), serta trayek II (Tanjung Perak–Merauke).

Bay menjelaskan crossing rute yang dimaksud ditujukan untuk mempersingkat lalu lintas barang. Dengan adanya crossing rute ini, distribusi barang untuk kedua trayek tersebut hanya akan menjadi 14 hari, dari sebelumnya 28 hari.

Tambahan rute ini memang memerlukan subsidi dari pemerintah. Sebelumnya anggaran subsidi untuk tiga tambahan rute yang telah direncanakan sebelumnya mencapai Rp 160 miliar, dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017.

Kementerian Perhubungan memastikan dengan adanya tambahan dua rute crossing, anggaran subsidinya tidak akan bertambah. "Jadi total kita bisa tambah lima trayek hingga saat ini dengan anggaran yang sama," katanya. (Baca: Pemerintah Akan Tambah Anggaran untuk Tol Laut)

Subsidi untuk lima rute tahun depan lebih rendah dibandingkan anggaran untuk enam rute tahun ini yang mencapai Rp 218,9 miliar. Meski subsidi tahun ini cukup besar, Kemenhub bisa menghemat hingga Rp 20 miliar. Dia memastikan penghematan ini dilakukan tanpa mempengaruhi efektifitas program Tol Laut untuk enam rute ini.

Bay juga menyampaikan hasil evaluasi dalam pelaksanaan program tol laut pada tahun 2016. Beberapa di antaranya adalah kekuatan dermaga untuk menahan kapal pada trayek I dan II. Namun, yang paling diharapkan Kemenhub adalah peran seluruh pemangku kebijakan untuk memastikan ada barang yang balik dari tempat tujuan.

"Lalu perlu pula kita tetapkan prioritas sandar pada pelabuhan-pelabuhan di trayek 3, 4, serta 5," ujarnya. (Baca: Menhub Minta BUMN Berbagai Sektor Bantu Program Tol Laut)

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sebelumnya menyatakan pihaknya telah menyiapkan strategi untuk mendukung keberhasilan tol laut. Menurutnya strategi ini belum pernah dilakukan sebelumnya oleh pemerintah.

Salah satu strateginya adalah memberikan stimulus bagi pelaku usaha pada sektor agrikultur di wilayah timur Indonesia. Tujuannya, agar ada produk dari wilayah tersebut untuk didistribusikan ke daerah lainnya. Sehingga kapal yang mengirim barang ke Indonesia Timur bisa kembali dengan membawa muatan. 

“Hal itu perlu dilakukan agar ada daya dobrak dari wilayah timur untuk menghasilkan barang produktif, untuk dibawa kembali oleh kapal ke wilayah barat,” kata Budi pekan lalu.