Putu Evie Suyadnyani dikenal sebagai penari Legong, instruktur tari Bali dan penyanyi. Perempuan kelahiran Pulau Bali ini memiliki sanggar gamelan dan tari Bali bernama Mekar Bhuana. Tak hanya itu, Evie juga punya kegiatan lain sebagai aktivis lingkungan hidup melalui Trash Hero.
Di tengah pandemi Covid-19, Evie tak henti berkarya. Sebagai wujud kecintaannya terhadap seni tari dan lingkungan hidup, dia berinisiatif menciptakan kostum Legong Upset. Nama yang dilekatkan kepada kostum tari Legong tersebut berbahan plastik sisa konsumsi minuman sachet yang biasanya tidak bisa didaurulang.
“Legong adalah tari ikonik Bali. Saya ambil juga dari kata upset yang artinya sedih atau kecewa terhadap (kerusakan) lingkungan, sekaligus juga dari kata upcycle sachet,” katanya dalam diskusi virtual kolaborasi Citi Indonesia dan Katadata, Kamis (10/12/2020).
Legong Upset berawal dari perhatian Evie terhadap permasalahan sampah plastik yang tak kunjung terselesaikan. Keprihatinan ini memberi motivasi untuk melakukan aksi nyata, misalnya mengajak orang di sekitarnya terlibat dalam aktivitas membersihkan pantai.
Waktu berlalu, Evie berinteraksi dengan banyak pihak, misalnya sesama relawan lingkungan hidup dan seniman. “Saya jadi lebih belajar, bagaimana agar limbah plastik bisa diubah menjadi produk bernilai guna. Akhirnya, saya ikut ‘Kita Muda Kreatif,” ujar dia.
Legong Upset tercipta melalui ajang Kita Muda Kreatif, sebuah program pemberdayaan wirausaha mudakreatif hasil kolaborasi UNESCO dengan Citi Indonesia. Sasaran program ini adalah ratusan wirausaha muda di kawasan situs warisan dunia atau destinasi wisata ternama, seperti Danau Toba, Borobudur, Prambanan, Yogyakarta, Klaten, Kota Tua Jakarta, serta Denpasar dan Tabanan di Bali.
Evie dan sekitar 400 wirausaha muda sektor kreatif lain yang tergabung dalam Kita Muda Kreatif dilibatkan dalam sejumlah aktivitas peningkatan kapasitas kewirausahaan. Program ini juga memberi pemahaman lebih mendalam seputar warisan budaya, sehingga para wirausaha muda yang terlibat bisa mengoptimalkan kapasitas dan kemampuan bisnisnya.
Mengutip Beritasatu.com, Kita Muda Kreatif mendukung terciptanya lebih dari 200 jenama wirausaha muda lokal yang terinspirasi dari budaya setempat. Hampir 25 persen wirausaha muda tersebut merasakan peningkatan pendapatan dan 30 persen lainnya berhasil mengembangkan produk baru.
Program Kita Muda Kreatif tidak hanya mendukung peningkatan kapasitas bisnis peserta, tetapi juga memberikan wawasan lebih detail terkait literasi keuangan. Literasi keuangan mampu membuat sanggar Mekar Bhuana terus berkembang. “Kami jadi lebih baik dalam menata alokasi anggaran manakala mendapatkan anggaran bantuan atau hibah,” kata Evie .
Saat ini, UNESCO adalah salah satu mitra yang dipilih Citi Indonesia untuk menyalurkan dana hibah senilai total Rp9 miliar dari Citi Foundation. Dana ini disalurkan melalui program Citi Peka (Peduli dan Berkarya) kepada tiga mitra, dua lainnya ialah Prestasi Junior Indonesia dan Indonesia Business Links.
CEO Citi Indonesia Batara Sianturi mengutarakan, ‘Pathways to Progress’ atau membangun jalan menuju kemajuan, merupakan salah satu pilar utama Citi Foundation yang dilakukan melalui sejumlah inisiatif untuk menanggapi pengangguran generasi muda. “Kami berharap, penyaluran dana hibah ini kepada para mitra terpercaya akan turut membantu mengatasi permasalah sosial dan ekonomi di tanah air, khususnya bagi para generasi muda,” kata dia.
Country Head of Corporate Affairs Citi Indonesia Puni Anjungsari menuturkan, selama enam tahun terakhir, Citi Foundation berhasil menjangkau lebih dari 850.000 pemuda di sekitar 80 negara. Nilai dana hibah yang didistribusikan sedikitnya Rp2,8 triliun.
Di Indonesia, Citi Peka ada sejak 1998. Berfokus kepada inklusi keuangan, peningkatan kesejahteraan ekonomi bagi pemuda, kewirausahaan, serta keberagaman dan kesetaraan. “Kami salurkan hibah Rp 180 miliar melalui lebih dari 50 program kemitraan,” kata Puni.
Selama 2020 – 2021, melalui kemitraan dengan UNESCO, Prestasi Junior Indonesia, dan Indonesia Business Links, Citi Indonesia siap mengaloaksikan hibah mencapai Rp 9 miliar. “Kami berharap lembaga mitra dapat semakin meningkatkan kapasitas para pemuda di berbagai daerah,” ujar Puni.