Raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS) Amazon Inc berencana masuk ke Indonesia dengan investasi US$ 1 miliar atau sekitar Rp 14,5 triliun dalam 10 tahun ke depan. Chief Executive Officer (CEO) Tokopedia William Tanuwijaya mengimbau agar usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) segera berbisnis di e-commerce untuk meningkatkan daya saing menghadapi masuknya pemain asing.
Amazon berniat berinvestasi di bidang komputasi awan (cloud computing) lewat anak usahanya, Amazon Web Service (AWS). Namun, bukan tidak mungkin bisnis retailnya yakni Amazon.com bakal masuk ke Indonesia. "UMKM dan brand (merek) di Indonesia yang belum online, harus cepat (berbisnis) online," ujar William, di sela-sela konferensi pers The World Conference on Creative Economy (WCCE), di Jakarta, Selasa (25/9).
Menurut William, UMKM dan industri retail di Indonesia bisa memperluas pasar dengan memanfaatkan e-commerce. Selain itu, UMKM dan industri retail bisa meningkatkan kapasitas baik dari sisi produktivitas ataupun cakupan bisnisnya sehingga bisa bersaing dengan produk-produk asing. "Hanya ketika mereka menjadi brand kelas dunia lah, brand itu punya daya saing," ujarnya.
(Baca: Amazon Akan Investasi Rp 14,5 Triliun di Indonesia dalam 10 Tahun)
Belajar dari Alibaba
Kehadiran pelaku e-commerce asing di Indonesia adalah keniscayaan di era teknologi ini. "Ini bukan pertama kali Tokopedia bersaing dengan (perusahaan) global," kata dia. Kondisi semacam ini bukan hanya terjadi di Indonesia. Raksasa e-commerce asal Tiongkok, Alibaba juga menghadapi persoalan serupa. Berdasarkan pengalaman Tokopedia dan Alibaba, peran UMKM dalam industri retail nasional sangat penting untuk mengatasi tantangan atas hadirnya pemain global.
"Jack Ma (pendiri Alibaba) mengatakan pemain besar bagaikan hiu di samudera luas sedangkan Alibaba adalah buaya di sungai Yangtze. Kalau buaya melawan hiu di sungai Yangtze, buaya akan menang. Itu filosofi pemain lokal," katanya. Seperti diketahui, Alibaba juga berinvestasi di dua perusahaan e-commerce yang beroperasi di Indonesia, yakni Lazada dan Tokopedia. Dengan berbekal filosofi yang sama, Tokopedia ingin menjadi Komodo di kancah e-commerce Indonesia.
Tokopedia menyadari kapitalisasi pasar Amazon yang sebesar US$ 1 triliun jauh lebih besar dibandingkan kapitalisasi pasar perusahaan. "Untuk itu, kami fokus bekerja sama dengan UMKM di Indonesia," kata William.
Beberapa waktu lalu ketika Jack Ma berkunjung ke Indonesia, ia memberikan masukan kepada pemerintah untuk mempersiapkan UMKM berbisnis di e-commerce. "Perusahaan besar (di Indonesia) hanya satu-dua, jadi yang akan berperan adalah perusahaan kecil," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, beberapa waktu lalu. Jack Ma yang juga merupakan penasihat e-commerce Indonesia, sangat yakin UMKM akan menjadi bisnis masa depan di Indonesia.
(Baca: Bertemu Jack Ma, Pemerintah Dorong Ekspor Lewat Alibaba)