Amazon Jajaki Ekspansi ke Indonesia

ANTARA FOTO/REUTERS/Lucy Nicholson
Seorang pria berjalan melewati iklan Loker Amazon di depan toko makanan di Santa Monica, California, Amerika Serikat, Senin (19/3).
Penulis: Hari Widowati
17/9/2018, 22.07 WIB

Amazon, raksasa e-commerce asal Amerika Serikat (AS), semakin serius menjajaki ekspansi ke Indonesia. Sebelum beroperasi, Amazon berdiskusi dengan pemerintah mengenai ketentuan investasi dan perpajakan di Indonesia.

"Saya sedang berdiskusi dengan Amazon yang berencana masuk ke Indonesia. Saya mau memastikan mereka memenuhi regulasi di Indonesia, terutama kesiapan dalam membayar pajak," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Forum Jamuan Makan Malam Panitia Nasional IMF Meeting di Kantor Kemenko Maritim, di Jakarta, Senin (17/8).

Menkeu mengatakan, pemerintah sudah berpengalaman memajaki raksasa teknologi seperti Google Inc. Oleh karena itu, pemerintah juga ingin menerapkan hal yang sama untuk Amazon. Kesuksesan pemerintah menarik pajak dari raksasa teknologi global ini menarik perhatian dari negara tetangga. "Di World Economic Forum (WEF) kemarin, pemerintah Vietnam bertanya bagaimana Indonesia bisa sukses memajaki Google," ujar Ani, panggilan akrab Sri Mulyani.

Selain Indonesia, negara lain yang mendapatkan penerimaan pajak dari Google adalah Inggris, India, dan Australia. Menurut perhitungan Direktorat Jenderal Pajak, kewajiban pajak Google per tahun mencapai Rp 450 miliar berdasarkan asumsi margin keuntungan sebesar Rp 1,6 triliun-Rp 1,7 triliun per tahun.

Indonesia akan menjadi negara kedua yang menjadi titik ekspansi Amazon di Asia Tenggara. Sejak November tahun lalu, Amazon memulai ekspansinya di Asia Tenggara melalui operasinya di Singapura. Di negara tersebut, Amazon melalui layanan pengiriman e-commerce reguler Amazon, Amazon Prime, dan Amazon Prime Now.

Amazon membidik potensi 600 juta konsumen di Asia Tenggara sebagaimana para pemain e-commerce global lainnya, seperti Alibaba dan Tencent yang sudah lebih dahulu masuk. Alibaba berinvestasi di Lazada dan Tokopedia sedangkan Tencent masuk melalui JD.com dan Shopee.co.id. Menurut Statista, pasar e-commerce di Asean akan tumbuh dari US$ 6 miliar pada 2015 menjadi US$ 88 miliar pada 2025.  

(Baca: Pemodal Asing E-commerce Dikhawatirkan Dongkrak Impor

Reporter: Yura Syahrul