Himpun 4.000 Perajin, Qlapa Jajakan Produk Kerajinan Tangan Lokal

Qlapa
Ilustrasi Qlapa
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
10/5/2018, 07.00 WIB

Dominasi produk impor tak terjadi di semua platform e-commerce Indonesia. Qlapa misalnya, mengkhususkan diri sebagai tempat jual beli produk kerajinan buatan tangan para perajin di Indonesia.

Qlapa diinisiasi oleh sekelompok anak muda dan resmi beroperasi pada 1 November 2015. Dalam Katadata Forum di Djakarta Theater, Selasa (8/5) kemarin, CEO dan Co-founder Qlapa Benny Fajarai menyatakan bahwa tagline Qlapa adalah, “Beli produk handmade dan kerajinan unik dari pembuatnya di Indonesia.”

Menurutnya, saat ini ada lebih dari 4 ribu perajin yang bergabung dengan platform-nya. "Jumlah itu terus tumbuh. Produk yang terjual pun sudah mencapai 100 ribu (jenis)," ujar Benny.

Benny yang menekuni industri kreatif sejak 2010 paham betul mengenai sulitnya akses pemasaran bagi para perajin. Saat itu, ia membangun Kreavi sebagai jejaring online yang menampilkan karya puluhan ribu desainer dan kreator visual Indonesia. Namun idenya mengembangkan Qlapa baru muncul dalam sebuah perjalanan ke Bali.

(Baca juga: PrivyID, Startup Lokal yang Siap 'Ekspor' Tanda Tangan Digital)

Di sana, ia melihat bagaimana kerajinan menarik para wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Namun, tantangan pemenuhan permintaan dari pengrajin. Maklum, produk yang dijual dibuat secara manual, sehingga ada keterbatasan waktu dan jumlah.

Sementara dari sisi konsumen, banyak yang kesulitan menemukan produk yang tepat karena lokasi para perajinnya yang terpencil. Dari pengalaman tersebut, ia berniat mengembangkan Qlapa sebagai platform yang mewadahi jual beli produk kerajinan tangan.

Halaman: