Karyawan Terinfeksi Corona, Amazon Digugat soal Kondisi Kerja

Ken Wolter|123RF.com
Ilustrasi. Setidaknya 800 pekerja di pusat distribusi Amazon dinyatakan positif Covid-19, menurut penghitungan tidak resmi karyawan
Penulis: Agustiyanti
4/6/2020, 07.25 WIB


Raksasa e-commerce, Amazon digugat karena mendorong penyebaran virus corona dengan memberlakukan kondisi kerja yang tak aman. Setidaknya satu karyawan terinfeksi Covid-19, membawa pulang virus tersebut dan menyebabkan salah satu keluarganya meninggal dunia.

Dikutip dari Reuters, keluhan diajukan pada Rabu (3/6) di pengadilan federal di Brooklyn, New York, oleh tiga karyawan gudang pusat JFK8 di Staten Island, dan oleh para anggota keluarga mereka.

Seorang karyawan, Barbara Chandler, mengatakan dia dites positif COVID-19 pada Maret dan kemudian melihat beberapa anggota keluarganya sakit, termasuk sepupu yang meninggal pada 7 April.

Gugatan itu mengatakan Amazon telah membuat JFK8, yang mempekerjakan sekitar 5.000 orang berada di "tempat bahaya" dengan menghalangi upaya untuk menghentikan penyebaran virus corona. Amazon dianggap meningkatkan produktivitas dengan mengorbankan keselamatan.

(Baca: Kerusuhan di AS, Semprotan Merica-Pistol Listrik Laris Manis di Amazon)

Dikatakan Amazon memaksa karyawan untuk bekerja dengan ritme cepat yang memusingkan, meski dilakukan dengan upaya pencegahan seperti jaga jarak sosial, mencuci tangan, dan membersihkan ruang kerja mereka.

Amazon tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Perusahaan yang berbasis di Seattle ini mendapat keuntungan dari pandemi corona, yang memaksa banyak konsumen tidak dapat mengunjungi toko fisik sehingga berbelanja online lebih banyak.

Namun serikat pekerja, pejabat terpilih dan beberapa pekerja telah menyalahkan perlakuan Amazon terhadap pekerja, termasuk pemecatan terhadap karyawan yang mengkritik terhadap kondisi gudang.

(Baca: Google Uji Coba Fitur Konfirmasi Pembayaran dengan Perintah Suara)

Pendiri Amazon Jeff Bezos pekan lalu mengatakan bahwa Amazon tidak memecat orang karena mengemukakan kekhawatiran seperti itu, tetapi kritik semacam itu tidak akan memaafkan pelanggaran kebijakan yang tidak terkait.

Amazon menghabiskan lebih dari US$ 800 juta untuk keamanan dan pencegahan penyebaran virus corona pada semester pertama tahun ini, termasuk untuk pembersihan, pemeriksaan suhu dan masker wajah.

Setidaknya 800 pekerja di pusat distribusi Amazon dinyatakan positif Covid-19, menurut penghitungan tidak resmi karyawan. Pada akhir 2019, Amazon memiliki 798 ribu karyawan penuh dan paruh waktu.

Gugatan Rabu menuntut perintah yang mewajibkan Amazon mematuhi keselamatan pekerja dan hukum gangguan publik, dan tidak menghukum karyawan yang mengalami gejala COVID-19 atau dikarantina.