Riset: Konsumen RI Tinggalkan E-Commerce Bila Transaksi Bermasalah
Platform Vesta merilis hasil survei terkait kenyamanan masyarakat di Asia Tenggara, termasuk Indonesia dalam berbelanja online. Survei menunjukkan responden akan berhenti berbelanja online di sebuah e-commerce bila menemui kerumitan transaksi.
Vespa yang merupakan platform jaminan transaksi end-to-end untuk pembelian online, membuat survei bertajuk “Vesta Online Payment Sentiments”. Survei melibatkan 4,300 responden di Singapura, Indonesia, dan Filipina.
Hasil survei menunjukkan sebanyak 57% pembeli online di Indonesia, Singapura, dan Filipina menyatakan akan berhenti berbelanja di situs e-commerce apabila mereka mengalami masalah saat melakukan transaksi.
Sedangkan, sebanyak 47% responden mengaku telah mengalami masalah transaksi itu dalam kurun 12 bulan terakhir. Ada 54% dari mereka yang telah mengalami masalah transaksi mengaku akan memperingatkan keluarga atau teman-teman mereka.
Responden mengatakan, masalah transaksi yang dialaminya banyak terkait dengan metode pembayaran yang rumit. Sebanyak 33% responden mengaku, proses verifikasi dan otentikasi pada metode pembayaran menjadi masalah utama yang dihadapi. Kemudian, 22% responden mengaku bermasalah dengan penolakan pembayaran tanpa alasan yang valid.
General Manager Vesta Asia Pasifik Shabab Muhaddes mengatakan, ketidakpuasan masyarakat terhadap layanan pembayaran di e-commerce akan merugikan penjual. Selain itu, survei juga memberikan gambaran atas kebutuhan masyarakat dalam berbelanja online saat ini.
"Masyarakat membutuhkan solusi canggih yang mampu memberikan pengalaman pembayaran frictionless, sekaligus melindungi pelanggan dan pedagang dari penipuan," kata Shabab dalam siaran pers, Kamis (9/9).
Shabab mengatakan, keluhan konsumen patut disayangkan. Sebab, potensi pertumbuhan e-commerce di Asia Tenggara, termasuk Indonesia sangat besar.
Pasar e-commerce Indonesia diperkirakan akan tumbuh menjadi US$ 83 miliar pada 2025. Perusahaan venture building berbasis di Singapura, Momentum Works juga mencatat bahwa nilai transaksi bruto atau gross merchandise value (GMV) e-commerce di Indonesia tumbuh 91% pada tahun lalu. GMV e-commerce di Indonesia pada 2020 mencapai US$ 40,1 miliar atau Rp 573 triliun.
Vesta Indonesia Country Director Oemar Ahmad mengatakan, Indonesia sebenarnya memiliki potensi besar untuk pertumbuhan ekonomi digital yang signifikan. "Walaupun banyak konsumen telah menunjukkan minat untuk menggunakan pembayaran digital, tapi masih ada sebagian konsumen yang merasa enggan," kata Ahmad.