Lazada Sasar Penjual E-commerce Lewat Bisnis Logistik

ANTARA FOTO/ Wahyu Putro A/foc.
Seorang petugas menyortir barang pesanan konsumen di Warehouse Lazada, Depok, Jawa Barat, Kamis (17/12/2020).
Editor: Lavinda
3/11/2021, 20.15 WIB

Layanan logistik milik e-commerce Lazada, yaitu Lazada Logistics, berencana memperluas pasar pengguna. Ke depan, layanan tidak hanya tersedia bagi penjual Lazada, tetapi juga menyasar penjual yang bergabung di beragam platform e-commerce.

Rencana perluasan pasar itu tercetus setelah Lazada mengumumkan rebranding layanan logistiknya pada Agustus lalu. Perusahaan e-commerce asal Singapura itu menyatukan merek Lazada eLogistics (LEL) dan Lazada Express (LEX) menjadi Lazada Logistics.

Vice President Logistics Lazada Indonesia Michael Roosevelt mengatakan rebranding tersebut merupakan cara Lazada untuk memperluas pasar. Menurutnya sekarang, Lazada Logistics cakupannya hanya penjual Lazada.

"Namun, masih banyak Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang berjualan di platform lainnya. Jadi mau (e-commerce) hijau, oranye, merah, ke depan kami akan buka layanan ke yang lain juga," kata Michael dalam konferensi pers virtual terbatas, pada Rabu (3/11).

Terlebih, Lazada mempunyai sistem baru yang didukung teknologi dari Alibaba, yakni multi-channel logistics (MCL). Ini menawarkan solusi pemenuhan stok tunggal untuk membantu enabler e-commerce dan brand.

Ia mengatakan banyak UMKM penjual di e-commerce kesulitan dalam mengurusi pengemasan dan manajemen stok. Ditambah, selama masa festival belanja, permintaan barang meningkat tajam. 

"Jadi, nanti UMKM mending diserahkan ke kami. Sistem ini juga bisa mempercepat pengiriman," katanya. Lazada Logistics juga telah memiliki lebih dari 130 hub dan 15 ribu kurir. 

Sebelumnya, CEO Lazada Group Chun Li mengatakan, layanan logistik menjadi bagian sangat penting bagi perusahaan. “Kemampuan logistik Lazada memungkinkan kami menyediakan layanan pengiriman terbaik kepada pelanggan di Asia Tenggara. Bersifat menyeluruh dan mudah bagi para penjual dan mitra," kata Chun Li dalam siaran pers, hari ini (26/8).

Dalam studi Lazada bertajuk ‘Percepatan Ekonomi Digital Indonesia melalui e-commerce’ pada kuartal IV 2020, 65% responden menyatakan bahwa layanan logistik menjadi tantangan terbesar. Responden yang dimaksud yakni UMKM yang belum terdigitalisasi.

Sedangkan 92% responden yang telah terdigitalisasi setuju bahwa platform e-commerce membantu mereka mengatasi tantangan dalam operasional logistik.

Namun, sejumlah e-commerce juga sedang berlomba-lomba mengembangkan layanan logistik sendiri. E-commerce yang didukung Grup Djarum, Blibli misalnya membangun fasilitas logistik sendiri bernama Blibli Express Service (BES).

Saat ini, BES memiliki 30 hub dan sembilan mobile hub untuk menjangkau berbagai kota di Indonesia. Blibli berencana menambah jumlah hub ke beberapa daerah.

Blibli juga mempunyai 15 pergudangan atau warehouse yang mencakup total area lebih dari 130 ribu meter persegi.

Executive Vice President of Operations Blibli Lisa Widodo mengatakan, logistik terus menjadi tantangan tersendiri dalam industri e-commerce Indonesia. "Blibli berupaya untuk menciptakan ekosistem logistik, agar bisa bersaing," kata dia kepada Katadata.co.id, pada Oktober (6/10).

Shopee juga mempunyai layanan logistik sendiri yaitu Shopee Express. Proses pengiriman barang yang dipesan pembeli akan langsung ditangani oleh tim resmi perusahaan.

E-commerce asal Singapura itu membangun sistem logistik yang diklaim murah untuk mendorong ekspor UMKM lokal. Direktur Shopee Indonesia Handhika Jahja mengatakan, ini bertujuan mendorong UMKM lokal mengekspor produk.

Tokopedia juga gencar berinvestasi di layanan logistik sejak 2019. Reuters sempat melaporkan bahwa e-commerce bernuansa hijau ini menyuntikan dana di dua perusahaan logistik.

Vice President of Corporate Communications Tokopedia Nuraini Razak mengatakan, perusahaan memang ingin berfokus meningkatkan layanan pengiriman barang, terutama bagi para mitra penjual. “Tetapi bukan menjadi penyedia logistik langsung, namun dengan bermitra,” katanya kepada Katadata.co.id, pada 2019 (29/7/2019).

Tokopedia mempunyai 13 mitra logistik yang memfasilitasi pengiriman barang dari penjual ke pembeli.

Tahun lalu, Tokopedia juga dikabarkan berinvestasi di perusahaan logistik SiCepat. Hanya, unicorn itu enggan berkomentar mengenai kabar tersebut.

Kabar investasi ke SiCepat itu pertama kali dilaporkan oleh DealStreetAsia. Sumber yang mengetahui pengembangan logistik di Tokopedia mengatakan, perusahaan melakukan investasi strategis di SiCepat untuk meningkatkan kapabilitas layanan pengiriman.

Selain itu, Tokopedia mengembangkan fitur TokoCabang. Lewat fasilitas ini, penjual bisa memanfaatkan jaringan gudang pintar untuk mengirim barang di hari yang sama ke kota lain.

Disebut gudang pintar, karena e-commerce yang terintegrasi dengan Gojek itu mengadopsi kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI).

AVP of Product Tokopedia Puput Hidayat mengatakan, perusahaan mengandalkan layanan logistik untuk meningkatkan jumlah transaksi dan pertumbuhan UMKM di luar Pulau Jawa. "Ini agar UMKM bisa mengirimkan produknya ke pembeli dengan cepat," kata Puput dalam konferensi pers virtual, pada September (16/9).

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan