Riset Sirclo: Sibuk Cek Stok, Omzet Pedagang Online Berkurang 20%

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Warga memilih barang-barang belanjaan yang dijual secara daring di Jakarta, Jumat (27/12/2019).
Penulis: Desy Setyowati
19/10/2022, 10.56 WIB

Pedagang online di e-commerce membutuhkan waktu sampai 15 jam sehari untuk berjualan online, menurut riset Sirclo dan Katadata Insights Center (KIC). Hal ini mengurangi potensi omzet hingga 20%.

Sirclo dan KIC mencatat, pedagang online membutuhkan waktu sampai enam jam per hari untuk mengelola inventaris dan pesanan penjualan. Hal ini mengakibatkan empat dari 10 pesanan gagal terkirim.

Selain itu, “mengurangi omzet yang ditargetkan hingga 20%,” demikian dikutip dari laporan internal Sirclo, Rabu (19/10).

Laporan bertajuk Dampak SIRCLO Group 2022 pun menunjukkan, 83,8% pemilik merek (brand) lokal kesulitan mengelola penjualan online. Sebab, mereka mengelola setidaknya tiga saluran penjualan online setiap hari.

Padahal, berjualan online menjadi salah satu strategi untuk menggenjot penjualan. Sebab, masyarakat mulai beralih ke metode ini sejak ada pandemi corona.

Riset Sirclo dan KIC pun menunjukkan, 85,6% konsumen memilih e-commerce sebagai kanal untuk berbelanja. Sebanyak 85,2% menggunakan lebih dari satu marketplace.

Berdasarkan riset iPrice, jumlah kunjungan ke 10 situs website e-commerce teratas di Indonesia melonjak 64% dibandingkan sebelum ada pandemi corona atau sejak kuartal III 2019.

Peningkatan jumlah kunjungan itu sejalan dengan semakin mahirnya konsumen di Indonesia berbelanja di e-commerce. Tandanya sebagai berikut:

1. Meningkatnya proporsi pengguna yang mengakses website e-commerce secara langsung (direct) selama 3 tahun terakhir

Porsinya meningkat dari 48% pada Desember 2019 menjadi 66% per Juli 2022.

2. Konsumen Indonesia menghabiskan rata-rata hampir lima menit di situs e-commerce dalam satu kunjungan atau turun dibandingkan akhir 2019 yang rata-rata 12 menit

iPrice menilai, berkurangnya waktu yang dihabiskan di setiap kunjungan merupakan tanda lebih lanjut dari mahirnya konsumen Indonesia mengakses platform e-commerce.

Konsumen membutuhkan waktu lebih singkat di platform e-commerce untuk mencari dan membeli produk.

Untuk memaksimalkan potensi penjualan di e-commerce, Chief Product Officer of Entrepreneur Solutions Sirclo Leontius Pradhana menyampaikan, teknologi integrasi marketplace bisa menjadi solusi.

Oleh karena itu, Sirclo meluncurkan fitur integrasi marketplace pada 2019. “Saat ini terdapat puluhan kanal marketplace di Indonesia,” kata Leontius. “Kami harap fitur ini bisa meminimalkan kendala dari sisi manajemen dan operasional.”

Integrasi marketplace merupakan sistem manajemen/sinkronisasi marketplace yang memungkinkan pebisnis mengelola stok, mengatur pengiriman, memperbaharui katalog produk hingga membalas chat pelanggan di banyak kanal melalui satu dasbor.

Ia menyebutkan, pengguna mengaktifkan fitur Integrasi Marketplace meningkat 75% selama 2019 – 2021. Selain itu, ada sembilan marketplace yang mengintegrasikan platform dengan fitur ini yaitu Tokopedia, Shopee, Lazada, TikTok Shop, Zalora, JDID, Blibili, Zilingo, dan Bukalapak.