TikTok dikabarkan masif merekrut pekerja di Indonesia untuk ditempatkan di bisnis e-commerce yakni TikTok Shop. Anak usaha Bytedance ini bersaing dengan Shopee, Tokopedia, Bukalapak hingga Lazada di sektor ini.
Perwakilan TikTok Shop Indonesia mengatakan perusahaan selalu mencari cara untuk meningkatkan pengalaman komunitas TikTok dengan menguji fitur-fitur baru secara berkala.
“Kami juga berinvestasi dalam sumber daya untuk menginspirasi kreativitas, membawa kebahagiaan, dan melakukan inovasi agar dapat menghadirkan pengalaman TikTok (termasuk TikTok Shop) yang lebih baik di Indonesia,” kata dia kepada Katadata.co.id, Rabu (26/4).
Namun dia tidak berkomentar mengenai benar tidaknya kabar laporan internal TikTok Shop menunjukkan nilai transaksi bruto atau GMV produk fashion yang melampaui Tokopedia.
Dia juga tidak berkomentar tentang kabar bahwa TikTok sedang mencari kantor yang lebih besar di Jakarta.
Katadata.co.id mengecek lowongan kerja di Indonesia di laman resmi TikTok. Namun tidak ada keterangan. Begitu juga di Glints.
Sementara itu, ada 58 posisi lowongan kerja di TikTok di laman Glassdoor. Rata-rata merupakan lowongan kerja untuk bisnis e-commerce atau TikTok Shop.
Sumber The Information melaporkan, transaksi bruto alias GMV TikTok di Asia Tenggara diperkirakan US$ 4,4 miliar atau sekitar Rp 66,7 triliun tahun lalu. Khusus di Cina, nilainya diprediksi US$ 208 miliar atau sekitar Rp 3.155 triliun.
Berdasarkan survei perusahaan e-logistik Ninja Van terhadap 316 pedagang di Indonesia pada November 2022. Live streaming TikTok mengalahkan Shopee. Rinciannya sebagai berikut:
- TikTok (27,5%)
- Shopee (26,5%)
- Lazada (20,1%)
- Instagram (12,2%)
- Facebook (10,1%)
- YouTube (3,7%)
Sedangkan di Asia Tenggara, Shopee memimpin. Rinciannya sebagai berikut:
- Shopee 27%
- Facebook 25,5%
- TikTok 22,5%
- Lazada 15%
- Instagram 7%
- YouTube 3%