Riset Kredivo dan KIC: Belanja e-Commerce di Daerah Meningkat Drastis

ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/nz
Warga berbelanja secara daring di salah satu "marketplace" di Bojong Manik, Lebak, Banten, Sabtu (4/3/2023).
Penulis: Lavinda
15/6/2023, 10.03 WIB

Aktivitas belanja via platform perdagangan elektronik atau e-commerce di kota-kota tier 2 dan tier 3 konsisten meningkat dalam tiga tahun terakhir. Hal ini menunjukkan pangsa e-commerce semakin luas ke seluruh daerah.

Demikian kesimpulan dari hasil riset Katadata Insight Center atau KIC dan Kredivo bertajuk 'Perilaku Konsumen e-Commerce Indonesia 2023' yang diluncurkan di Jakarta, Rabu (14/6).

Dalam laporan riset disebutkan, tren berbelanja di e-commerce sepanjang 2022 meningkat dibanding tahun sebelumnya, yang menandakan daya beli stabil. Hal ini juga menunjukkan konsumen semakin nyaman untuk berbelanja online, didorong oleh pandemi Covid-19.

Tren peningkatan belanja dibuktikan dengan kenaikan konsisten nilai rata-rata transaksi dan proporsi belanja via e-commerce di kota tier 2 dan tier 3 dalam tiga tahun terakhir, yakni dari 33% pada 2020 menjadi 43% pada 2022. Di sisi lain, nilai transaksi e-commerce masih didominasi oleh kota-kota tier 1, yakni mencapai 57%. 

Peningkatan aktivitas belanja di kota tier 2 dan tier 3 didukung upaya pemerataan infrastruktur oleh pemerintah, termasuk infrastruktur digital dan rantai pasok di seluruh wilayah Indonesia.

"Jumlah provinsi dengan penetrasi internet di bawah 50% pun semakin berkurang, yakni hanya enam provinsi pada 2021. Hal ini membuat semakin banyak masyarakat di kota-kota tier 2 dan 3 yang bertransaksi melalui e-commerce," demikian tertulis dalam laporan riset.

Direktur Katadata Insight Center, Adek M. Roza menjelaskan bukti lain belanja di e-commerce meningkat ialah alokasi belanja online masyarakat tercatat rata-rata 4% - 6% dari pendapatan. Tak hanya itu, transaksi konsumen berusia lebih tua pun terus tumbuh konsisten di tengah dominasi milenial.

Kendati aktivitas belanja di e-commerce meningkat sepanjang tahun, namun tren belanja sempat menurun pada kuartal IV 2022. Penyebabnya, terjadi pergeseran pola belanja masyarakat di masa pasca-pandemi dengan 79% konsumen memilih tren belanja kombinasi offline dan online. Selain itu, adanya gejolak ekonomi juga memengaruhi penurunan daya beli pada kuartal terakhir tahun lalu.

SVP Marketing & Communications Kredivo, Indina Andamari mengatakan hasil analisis riset tersebut memanfaatkan 22 juta sampel transaksi yang berasal dari 2,2 juta sampel pengguna Kredivo di 34 provinsi dan di enam e-commerce di Indonesia. Periode riset berlangsung pada Januari hingga Desember 2022.

“Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, riset tahun ini berakar dari tren belanja masyarakat di e-commerce yang semakin bervariasi dan dinamis. Kredivo memiliki data primer yang sangat kaya akan informasi tentang preferensi konsumen," katanya.

Dia berharap kehadiran riset ini dapat memberi pengetahuan dan wawasan mengenai tren dan perilaku masyarakat yang dalam berbelanja online sekaligus perkembangan penggunaan Paylater.