TikTok dikabarkan akan segera kembali ke Indonesia melalui kerja sama dengan Tokopedia. E-commerce ini akan bersaing dengan Shopee, Lazada, Blibli hingga Bukalapak untuk memperebutkan pasar Indonesia dengan Gen Z dan milenial sebagai populasi terbanyak.
Menurut data Sensus Penduduk pada 2020, jumlah Gen Z mencapai 74,93 juta atau 27,94% dari total penduduk. Generasi kelahiran 1996-2012 ini memasuki usia pekerja produktif dengan proyeksi pendapatan yang terus meningkat, sehingga memiliki potensi daya beli tinggi.
“Gen Z dapat memengaruhi tren belanja dalam beberapa tahun mendatang,” demikian dikutip dari keterangan pers Sirclo, Kamis (7/12).“ Gen Z bersedia mengeluarkan uang lebih banyak untuk memperoleh barang atau jasa premium sekaligus menonjolkan individualitas mereka.”
Gen Z ingin mengakses produk di manapun dan kapanpun secara seamless alias mudah dan cepat, menurut data McKinsey pada 2018. Selain itu, metode berjualan secara live streaming didominasi pembeli Gen Z yakni 87%, menurut data Jakpat.
Sementara itu, pola belanja konsumen Gen Z dan milenial menurut survei Populix sebagai berikut:
- Milenial lebih berhati-hati dalam berbelanja dan merencanakan keuangan
- Gen Z dipengaruhi oleh fear of missing out alias FOMO dan paparan media sosial
- Gen Z memantau media sosial untuk membeli barang-barang yang sedang tren atau viral
- Belanja online melalui e-commerce merupakan hal yang lazim, namun Gen-Z lebih memilih berbelanja melalui media sosial
Populix melakukan survei dengan dua cara yakni mini diskusi dengan 16 kelompok masyarakat dan survei online terhadap 1.000 responden.
"Tren produk berubah cepat. Dulu bisa dua sampai tiga bulan, sekarang dua minggu bisa berubah. Live streaming menjadi pilihan berbelanja," kata Co-Founder sekaligus CEO Populix Timothy Astandu dalam diskusi bertajuk 'Populix Outlook Report: Indonesia Digital Economy in 2024' di Jakarta, Kamis (7/12).
TikTok Segera Hadir di Indonesia
TikTok merupakan salah satu social commerce yang menyasar pasar Gen Z. Namun fitur ini tutup di Indonesia pada awal Oktober (4/10).
Penutupan TikTok Shop karena Pemerintah mengeluarkan aturan baru yang melarang media sosial dan e-commerce di satu aplikasi.
Namun TikTok dikabarkan segera hadir di Indonesia melalui kerja sama dengan GoTo Gojek Tokopedia. Kesepakatan kabarnya diumumkan paling cepat minggu ini atau pekan depan.
Sumber Bloomberg menyampaikan, GoTo Gojek Tokopedia dan TikTok mengkaji banyak kemungkinan kerja sama. Salah satunya, membentuk perusahaan patungan alias joint venture.
“Diskusi tersebut juga melibatkan kedua perusahaan untuk bersama-sama membangun platform e-commerce baru, kata sumber Bloomberg.
Beberapa analis serta Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki optimistis TikTok akan tetap hadir di Indonesia. Alasannya, pasarnya besar.
“Pendapatannya besar Rp 8,4 triliun per bulan. Datanya bisa dilihat di Google. Cukup besar,” katanya acara Pitching Day Startup di kantor Kementerian Koperasi dan UKM, pada Oktober (25/10).
Google, Temasek dan Bain and Company dalam laporan bertajuk ‘e-Conomy SEA 2023’ memprediksi transaksi e-commerce di Indonesia tumbuh 7% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi US$ 62 miliar atau sekitar Rp 989 triliun tahun ini. Pertumbuhan ini lebih kecil dibandingkan tahun lalu 20%.
Namun Indonesia menyumbang 44,6% dari total proyeksi transaksi e-commerce di Asia Tenggara US$ 139 miliar tahun ini.
“TikTok Shop akan kembali hadir di Indonesia, dengan satu atau lain cara, cepat atau lambat,” kata Momentum Works pada Oktober.
Indonesia menyumbang sepertiga dari total GMV TikTok Shop di Asia Tenggara. “TikTok Shop mencatatkan hampir tiga order per hari sebelum tutup di Indonesia,” kata Momentum Works.