Soal TikTok x Tokopedia, Bos GoTo Ungkap Ketatnya Rivalitas E-Commerce

Katadata/Desy Setyowati
Logo Tokopedia dan TikTok Shop
Penulis: Lenny Septiani
29/2/2024, 17.12 WIB

Integrasi TikTok Shop dan Tokopedia ditargetkan rampung satu setengah bulan lagi. CEO GoTo Patrick Walujo mengungkapkan alasan kedua platform bergabung dan lanskap persaingan di sektor e-commerce.

“Kompetisi e-commerce dalam satu sampai dua tahun terakhir mengalami peningkatan intens,” kata Patrick saat paparan publik, Rabu (28/2).

“Di tengah upaya GoTo mengejar profitabilitas dengan mengurangi subsidi dan insentif, pangsa pasar Tokopedia terus berkurang, khususnya di kalangan pengguna yang memprioritaskan harga,” Patrick menambahkan.

Patrick menyampaikan, pesaing Tokopedia merupakan perusahaan besar yang berbasis di luar negeri dengan pendanaan yang besar. “Untuk tumbuh dan bertahan, Tokopedia membutuhkan investasi besar. Kemitraan dengan TikTok menjadi pilihan terbaik,” katanya.

Ia pun memerinci peta persaingan e-commerce di Indonesia dalam bentuk tabel dengan warna, di antaranya:

1. Kompetitor 1 dengan tabel oranye:

  • Diperkirakan mengendalikan sekitar 40% pangsa pasar dengan pertumbuhan transaksi alias GMV per kuartal III 2023 lebih dari 5% dibandingkan tahun sebelumnya.
  • Mengalami pembalikan US$ 500 juta dari laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi alias EBITDA US$ 150 juta menjadi rugi EBITDA US$ 350 juta dengan investasi yang lebih tinggi.
  • Grup memiliki bisnis hiburan digital dan keuangan digital yang labanya dapat digunakan untuk subsidi bisnis e-commerce.

2. Kompetitor 2 dengan tabel biru:

  • Diperkirakan mengendalikan sekitar 10% pangsa pasar
  • Perusahaan induk menginvestasikan lebih dari US$ 3,4 miliar dalam 18 bulan terakhir
  • Perusahaan induk membukukan EBITDA yang disesuaikan US$25 miliar dan kas US$33 miliar.

3. TikTok:

  • Pendatang baru di sektor ini dan memiliki tingkat pertumbuhan tinggi
  • Sekitar 125 juta pengguna aktif bulanan di Indonesia.
  • Perusahaan induk membukukan pendapatan lebih dari US$ 85 miliar dan EBITDA US$ 25 miliar pada 2022, dengan kas US$ 51 miliar per kuartal II 2023

4. Tokopedia:

  • Berfokus pada profitabilitas, sehingga mengalami penurunan pangsa pasar
  • Akses permodalan lebih kecil dibandingkan kompetitor lainnya

Menurut Patrick, gabungan TikTok dan Tokopedia akan menciptakan e-commerce yang memimpin pasar di Indonesia. Alasannya:

TikTok:

  • Memiliki 125 juta pengguna aktif bulanan alias MAU
  • Akuisisi konsumen secara organik
  • Menjangkau pasar luas di seluruh Indonesia
  • Pertumbuhan money transaction user alias MTU tiga digit atau di atas 100%
  • Estimasi GMV 2023: US$ 6 millar atau tumbuh tiga kali lipat secara tahunan alias year on year (yoy)

Tokopedia:

  • Memiliki 18 juta MAU
  • Akuisisi konsumen menggunakan biaya
  • Konsumen menengah ke atas (affluent), cenderung urban
  • Penurunan MTU
  • Estimasi GMV 2023: US$ 15,6 miliar atau turun 10% yoy

“TikTok dapat mendukung Tokopedia menangkap peluang pertumbuhan dalam segmen live e-commerce di Indonesia. Basis konsumen saling melengkapi dan platform bisa menjadi solusi terpadu bagi pedagang untuk promosi,” kata dia.


Reporter: Lenny Septiani