PT Visionet Internasional (OVO), Go-Pay, dan DANA tidak gentar menghadapi kehadiran layanan keuangan berbasiskan teknologi atau financial technology (fintech) BUMN LinkAja. Meski LinkAja didukung oleh bank-bank besar BUMN, ketiga fintech besar tersebut menilai pasar di Indonesia masih sangat besar.
Direktur OVO Harianto Gunawan mengatakan, pengguna layanan keuangan digital kurang dari 10% total penduduk di Indonesia. Maka, menurutnya pesaing utama OVO adalah uang tunai.
OVO pun membuka diri untuk bekerja sama dengan fintech pembayaran lainnya dalam mengedukasi masyarakat terkait keuangan non tunai. "Kami mendukung open ekosistem. Kami selalu melihat dan ingin berkolaborasi dengan siapapun," kata dia di Graha Mitra, Jakarta, Rabu (13/2).
Lantas, untuk menghadapi kompetisi di antara fintech pembayaran, OVO fokus meningkatkan jumlah penggunaan (use case) layanannya. "Kami fokus mengembangkan use case secepatnya untuk memberikan kenyamanan bagi konsumen," kata dia.
(Baca: Go-Pay Sambut Kemunculan LinkAja, Uang Elektronik BUMN)
OVO telah memiliki lebih dari 500 ribu mitra, yang 230 ribu di antaranya merupakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) per awal 2019. Sementara aplikasi OVO sudah diunduh di 115 juta device.
Tak jauh berbeda, CEO DANA Vincent Henry Iswaratioso mengatakan, kehadiran LinkAja akan membantu pemain lain di industri ini dalam mengedukasi pasar. "Market masih baru, jadi kami berkolaborasi untuk persaingan dengan kas," kata dia kepada Katadata.
DANA merupakan aplikasi uang elektronik besutan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (Emtek) dan Ant Financial (Alipay). Berdasarkan catatan Katadata, aplikasi ini menggandeng 40 mitra pada awal kemunculannya pada 21 Maret 2018.
Sebelumnya, Managing Director Go-Pay Budi Gandasoebrata mengatakan, perusahaannya menyambut baik pemain pembayaran digital baru di Indonesia, termasuk LinkAja. "Karena transaksi non-tunai masih merupakan hal asing untuk kebanyakan masyarakat Indonesia," ujarnya, beberapa waktu lalu (4/2).
(Baca: Tekfin BUMN LinkAja akan Segera Meluncur Akhir Februari)
Menurut dia, semakin banyak pemain berarti akan semakin banyak pihak yang mendukung akselerasi Gerakan Nasional Non-Tunai. Selain itu, para pelaku fintech pembayaran bisa mengedukasi masyarakat terkait pentingnya transaksi non-tunai di masyarakat.
Adapun LinkAja merupakan fintech pembayaran yang merupakan gabungan dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN). LinkAja bakal dirilis 21 Februari mendatang. salah dua fintech pembayaran yang akan bergabung ke dalam LinkAja adalah TCash dan TBank. TCash adalah aplikasi milik PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel). Sementara TBank adalah uang elektronik besutan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI).