Masyarakat beralih ke layanan digital saat pandemi corona, salah satunya pembayaran non-tunai. Perusahaan teknologi finansial (fintech) pembayaran ShopeePay, OVO, dan DANA mencatatkan lonjakan jumlah pengguna hingga 267%.
Growth Marketing ShopeePay Cindy Candiawan mengatakan, jumlah pengguna di Indonesia lebih dari 10 juta per bulan selama kuartal IV 2020. Layanan ini sudah hadir di 500 kota di Indonesia.
Sedangkan jumlah pengguna SeaMoney di Asia Tenggara 23,2 juta. Volume transaksinya mencapai US$ 2,9 miliar atau Rp 41,8 triliun.
Cindy mengatakan, perusahaan bakal berfokus memberikan promosi tahun ini. "ShopeePay akan rutin memberikan keuntungan lebih kepada para pengguna berupa promo," katanya kepada Katadata.co.id, Kamis (25/3).
Yang terbaru, ShopeePay menyediakan kampanye ShopeePay Mantul Sale yang berakhir Sabtu (27/3). Bentuk promosi yang diberikan seperti ShopeePay Deals Rp 1, voucer gratis ongkir dengan minimum belanja Rp 0, serba seribu hingga uang kembali (cashback) 110%.
Fintech lainnya, OVO juga mencatatkan peningkatan jumlah pengguna. "Penambahan pengguna baru OVO yang substansial sepanjang 2020 yakni 267%," kata Head of Corporate Communications Harumi Supit kepada Katadata.co.id, Rabu (24/3).
Secara total, aplikasi OVO sudah digunakan di 115 juta perangkat. Ia mengatakan, jumlah pengguna meningkat karena masyarakat beralih ke layanan digital saat pandemi Covid-19.
OVO pun mencatatkan peningkatan jumlah mitra (merchant) 95% secara tahunan (year on year/yoy) pada tahun lalu.
Tahun ini, perusahaan bakal berfokus pada pengembangan layanan. "Kami berencana memperluas ekosistem dan penggunaan (usecase), sehingga dapat memberikan solusi dan manfaat bagi para pengguna," katanya.
DANA juga mencatatkan peningkatan jumlah pengguna hingga 50% selama 2020. Co-Founder sekaligus CEO DANA Indonesia Vincent Iswara mengatakan, kenaikan terus terjadi pada kuartal pertama tahun ini.
Sama seperti OVO, DANA akan berfokus pada pengembangan layanan tahun ink. "Kami memfokuskan diri pada pengembangan produk yang sudah ada hingga terbaru," ujarnya kepada Katadata.co.id, Rabu (24/3).
Selain itu, perusahaan akan gencar berkolaborasi. "Kami akan terus terintegrasi dengan lebih banyak ekosistem ekonomi yang belum kami jangkau, baik institusi finansial, pemerintah, komunitas, dan banyak lagi," ujarnya.
Sebelumnya, riset NeuroSensum menunjukkan bahwa ShopeePay mendominasi pasar dompet digital Indonesia pada awal 2021. Penetrasi pasarnya tertinggi yakni 68%. Kemudian OVO 62%, DANA 54%, GoPay 53%, dan LinkAja 23%.
Research Manager Neurosensum Indonesia Tika Widyaningtyas mengatakan, ShopeePay menguasai pasar e-wallet Tanah Air karena terintegrasi dengan Shopee. Banyak responden NeuroSensum yang beranggapan bahwa integrasi ini memudahkan dalam berbelanja online.
Volume transaksi ShopeePay pun mencapai 29% dari total fintech pembayaran di Indonesia selama November 2020 hingga Januari 2021. Kemudian OVO 25%, GoPay 21%, DANA 20%, dan LinkAja 6%.
ShopeePay juga memimpin dari sisi nilai transaksi yakni 33% dari total. Disusul oleh OVO 24%, GoPay 19%, DANA 18%, dan LinkAja 6%.
Secara frekuensi, pengguna yang bertransaksi menggunakan ShopeePay rata-rata 14,4 kali per bulan. OVO 13,5, GoPay 13,1, DANA 12,2, dan LinkAja 8,2 kali.
Riset itu berdasarkan survei terhadap 1.000 responden yang merupakan pengguna aktif e-commerce selama November 2020 hingga Januari 2021. Mereka berusia 19-45 tahun yang tinggal di delapan kota besar di Indonesia.