Startup teknologi finansial (fintech) payment gateway Xendit mendapat pendanaan seri B sebesar US$ 64,6 juta atau Rp 938 miliar pada bulan lalu. Pendanaan tersebut akan digunakan perusahaan untuk menyasar pasar Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tahun ini.
Inbound Sales Team Lead Xendit Patricia Muljadi mengatakan, perusahaan mengincar pasar UMKM karena potensinya besar. "Sentimen UMKM di Indonesia sangat besar," katanya dalam acara konferensi pers virtual pada Jumat (23/4).
UMKM merupakan penyumbang terbesar produk domestik bruto (PDB) Indonesia sebesar lebih dari 60%. UMKM mempekerjakan mayoritas tenaga kerja di Indonesia.
Perusahaan juga mencatatkan peningkatan jumlah UMKM yang menggunakan layanannya sebesar 140%. Sedangkan, secara keseluruhan, hingga saat ini infrastruktur pembayaran Xendit telah digunakan oleh 1.500 pelanggan dari berbagai industri, mulai dari retail, fashion, industri finansial hingga perusahaan penyedia produk digital.
Peningkatan jumlah UMKM yang memakai layanan Xendit terjadi seiring dengan banyaknya UMKM yang mendigitalisasi bisnisnya selama pandemi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS)
dalam 11 bulan hingga saat ini sudah ada 4,7 juta UMKM baru yang beralih ke digital dengan jumlah total sebanyak 12,7 juta UMKM yang go-digital.
"UMKM menginginkan layanan pembayaran yang efisen. Mereka juga ingin satu pencatatan yang rapih dari keuangan," kata Patricia.
Untuk mengincar pasar UMKM, perusahaan tahun ini membuat program Xendit Level Up. Program tersebut merupakan dukungan pada 1.000 UMKM dan pelaku bisnis yang terdampak oleh pandemi Covid-19.
Melalui program tersebut, Xendit mengalokasikan dana hingga Rp 1 triliun rupiah, dengan memberikan pembebasan biaya senilai Rp 1 miliar kepada masing-masing UMKM terpilih. Mereka tidak lagi mengeluarkan biaya untuk mendapatkan layanan infrastruktur pembayaran dari Xendit.
Pendaftaran untuk Xendit Level Up sudah dibuka. Ada dua skema yang bisa dilalui oleh UMKM yang ingin mendapatkan dukungan dari Xendit.
Pertama, melalui Business Pitch Challenge. Skema ini ditujukan bagi UMKM di industri ritel, e-commerce, dan jasa. Pendaftaran dibuka mulai hari ini (23/4) hingga 30 Juni 2021 nanti.
Selain itu, bisa juga dengan mengikuti Accelerator Program. Skema ini ditujukan bagi UMKM di industri startup dan teknologi. Pendaftaran akan dibuka pada pertengahan Juli 2021.
CEO and Co-Founder of Xendit Moses Lo mengatakan, program tersebut dibuat dengan tujuan untuk mendukung dan memberdayakan UMKM, sembari mengadopsi transaksi digital. "Masyarakat Indonesia kini memiliki berbagai pilihan metode pembayaran, dan UMKM harus dapat memfasilitasi hal tersebut," kata Moses.
Diketahui, perusahaan yang berdiri sejak 2016 ini telah mencatatkan transaksi sebanyak 65 juta kali dengan pembayaran US$ 6,5 miliar per tahun. Xendit juga mencatatkan persentase tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) setiap tahunnya sebesar 700%.
Pada Maret lalu, Xendit telah mendapat pendanaan seri B sebesar US$ 64,6 juta yang dipimpin oleh perusahaan modal ventura Accel. Sehingga, total Xendit telah mengumpulkan pendanaan hingga US$ 88 juta.
Selain Accel, investor lain yang terlibat seperti YCombinator. Xendit merupakan startup Indonesia pertama yang terpilih untuk mengikuti program akselerasi startup dari YCombinator pada 2015.