Perusahaan manajemen aset besutan investor kawakan George Soros, yakni Soros Fund Management mengkonfirmasi perusahaan memiliki mata uang kripto atau cryptocurrency jenis bitcoin. Nyaris bersamaan dengan itu, harga bitcoin sempat naik 10%.
CEO dan kepala investasi Soros Fund Management Dawn Fitzpatrick mengatakan saat ini perusahaan memiliki beberapa koin bitcoin. "Tetapi tidak banyak,” katanya dikutip dari CNBC Internasional pada Kamis (7/10).
Soros Fund Management merupakan perusahaan yang didirikan George Soros sejak 1970. Pada 2010 perusahaan ini tercatat sebagai salah satu perusahaan yang paling menguntungkan di industri dana lindung nilai. Rata-rata tingkat pengembalian tahunan 20% selama empat dekade.
George Soros dikenal sebagai investor kawakan yang pernah memprediksi secara tepat munculnya krisis finansial di Asia Tenggara pada 1997. Namun, bukan berarti dia imun dari kerugian. Gara-gara terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) pada awal November 2016 lalu, Soros menderita kerugian hampir US$ 1 miliar atau lebih Rp 13 triliun.
Bahkan, demi mengurangi kerugian yang lebih besar, Soros dikabarkan menjual (cut loss) sejumlah portofolio investasinya.
Kini, perusahaan investasi George Soros itu mengincar investasi di bitcoin sebab mata uang kripto itu dianggap memiliki potensi jangka panjang yang besar. "Saya tidak yakin bitcoin hanya dilihat sebagai lindung nilai inflasi di sini. Saya pikir itu melewati jurang ke arus utama," kata Fitzpatrick.
Fitzpatrick mengatakan saat ini cryptocurrency memiliki nilai pasar lebih dari US$ 2 triliun. Sementara itu, jumlah penggunanya secara global bisa sampai 200 juta orang.
Seiring dengan aksi investasi Soros itu, harga bitcoin naik 10% dalam sehari. Pada Selasa (5/10) harga bitcoin masih mencapai US$ 50.000. Kemudian, pada Rabu (6/10) melonjak menjadi US$ 55.000.
Pada perdagangan Kamis (7/10), harga bitcoin menyentuh angka US$ 54.726. Sementara hari ini (8/10), harga bitcoin mencapai US$ 54.244.
Morgan Stanley mencatat, harga bitcoin mengalami lonjakan lebih dari 50% dalam sepekan. Sedangkan, apabila dibandingkan awal 2021, lonjakan harga bitcoin hampir 100%. Pada awal tahun ini, harga bitcoin tercatat hanya US$ 29.000.
Sejumlah ahli memprediksi harga bitcoin akan terus melonjak. CEO Indodax Oscar Darmawan menilai harga bitcoin akan terus bergerak karena dorongan adopsi sejumlah negara seperti El Salvador, Honduras, dan Guatemala. Selain itu, ada juga dukungan dari lembaga keuangan seperti JP Morgan dan Bank of America yang mendorong pengembangan aset kripto.
Sentimen positif lainnya dari perusahaan keuangan, Paypal, yang sudah berekspansi ke kripto. Terbaru, platform media sosial Twitter juga menerima layanan pembayaran dengan bitcoin. Pengguna Twitter dapat memberikan tip kepada konten kreator favoritnya menggunakan bitcoin melalui fitur 'Tips'.
Ahli strategi komoditas senior dari Bloomberg Intelligence Mike McGlone bahkan memprediksi harga bitcoin akan mencapai US$ 100.000 atau Rp 1,4 miliar pada akhir 2021. "Masih ada kemungkinan besar harga bitcoin melonjak," katanya dikutip dari Forbes pada September (26/9).