Fintech Hadapi Perang Harga untuk Merekrut Talenta Digital

Muhammad Zaenuddin|Katadata
Ilustrasi. Microsoft memproyeksikan lapangan kerja terkait teknologi digital akan terus berkembang di skala global, hingga mencapai 190 juta pekerjaan pada 2025.
Penulis: Agustiyanti
6/4/2022, 12.50 WIB

Perkembangan perusahaan teknologi finansial atau fintech yang pesat dalam beberapa tahun terakhir menuntut kebutuhan yang besar pada  sumber daya manusia atau talenta digital. Co-Founder dan CEO KoinWorks Benedicto Haryono mengatakan, saat ini terjadi 'perang harga' dalam merekrut talenta digital. 

"Saat ini dapat saya katakan terjadi perang harga untuk melancari talent engineer yang handal di Indonesia, apalagi talent data," ujar Benedicto dalam Indonesia Economic Data 2022 dengan topik Accelerate Financial Inclusion in Indonesia yang diselenggarakan Katadata.co.id, Rabu (6/4). 

Benedicto menjelaskan, SDM digital saat ini menjadi salah satu tantangan bagi perkembangan fintech. Ia mengaku kesuiltan mencari talenta digital  di dalam negeri sehingga terkadang harus merekrut tenaga dari India dan Vietnam,

Untuk itu, ia menekankan pentingnya mulai membangun infrastruktur SDM digital di dalam negeri. Ia menilai sudah saatnya Indonesia, terutama perusahaan-perusahaan teknologi mengembangkan sumber daya manusia digital sendiri ketimbang mencari SDM yang berpengalaman dari luar negeri. 

"Kami saat ini sudah mulai melakukan rekrutmen lulusan baru yang disertai dengan program pelatihan selama 6-12 bulan sebelum menjadi tim permanen," kata dia.

Venture Partner, East Ventures Avina Sugiarto juga mengingatkan ada potensi defisit talenta digital yang semakin besar pada 2030 dan mengancam perkembangan fintech. Mengutip sebuah survei, menurut dia, akan terjadi kekurangan 54 juta talenta digital pada 2030 jika tidak ada pengembangan  SDM. 

"Kompetensi digital perlu masuk dalam kurikulum pendidikan untuk meningkatkan kapabilitas SDM," ujar dia. 

Pengembangan SDM digital, menurut Avina, membutuhkan kerja sama pemerintah, pemangku bisnis, komunitas, hingga regulator keuangan pusat dan daerah. 

Microsoft sebelumnya memproyeksikan lapangan kerja terkait teknologi digital akan terus berkembang di skala global, hingga mencapai 190 juta pekerjaan pada 2025.

Menurut riset Microsoft dan LinkedIn, pada 2025 akan ada 98 juta pekerjaan yang membutuhkan talenta dengan skill digital di bidang software development atau pengembangan perangkat lunak.

Pekerja dengan skill digital di bidang cloud atau komputasi awan juga bakal banyak dicari, dengan proyeksi 23 juta pekerjaan pada 2025. 

Setelah itu, akan ada 20 juta pekerjaan yang membutuhkan talenta di bidang data analysis, machine learning, dan artificial intelligence (AI).