Startup milik LinkAja yakni iGrow dituntut oleh 40 pemberi pinjaman alias lender. Ini terkait kredit macet alias tingkat wanprestasi di atas 90 hari atau TWP 90 yang tinggi.
Kuasa hukum iGrow dari JSParluhutan and Partners Julianto Salomo Parluhutan Sirait mengatakan telah berkomunikasi dengan lender terkait kondisi para borrower atau peminjam, sebelum adanya gugatan.
“Kami senantiasa memperbarui perkembangan situasi dan kondisi usaha borrower Kami,” ujar Julianto kepada Katadata.co.id, Senin (26/6). Selain itu, akan memberikan opsi repayment sesuai kemampuan borrower.
Ia menilai pemberi pinjaman terlalu terburu-buru menempuh gugatan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Sebab, “sebelumnya para lender masih mempercayai kami mampu menyelesaikan masalah kredit macet peminjam atau borrower,” kata dia.
Katadata.co.id mengonfirmasi tentang penyebab kredit macet startup pinjaman online atau pinjol iGrow yang tinggi. Namun Julianto belum mau memerinci.
Ia mengatakan akan menyampaikan penyebab terjadinya gagal bayar perusahaan di pengadilan. Sementara itu, startup iGrow sedang mempersiapkan langkah penyelesaian terbaik untuk disampaikan di persidangan.
“Kami masih akan mempelajari gugatan para lender terlebih dahulu,” kata dia.
Tuntutan terhadap startup teknologi finansial pembiayaan atau fintech lending iGrow itu didaftarkan pada 5 Juni di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan nomor perkara 507/Pdt.G/2023/PN JKT.SEL.
iGrow dituntut karena dianggap melakukan perbuatan melawan hukum, sebagaimana tertulis pada detail tuntutan.
iGrow tercatat memiliki tingkat keberhasilan pembayaran di bawah 90 hari alias TKB 90 53,44% per hari ini (26/6). Itu artinya, kredit macet atau TWP 90 startup milik LinkAja ini 46,66%.
Selain iGrow, 40 lender itu menuntut Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), dan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.
iGrow merupakan startup penyedia layanan investasi dan pinjaman online atau pinjol di bidang pertanian. Berdasarkan laman resmi, fintech lending ini menawarkan margin 12% - 18%.
Startup itu telah menyalurkan pinjaman Rp 681,8 miliar kepada 238 peminjam sejak awal berdiri pada 2014. Sedangkan outstanding atau kredit yang masih berjalan Rp 310,9 miliar.