Harga Bitcoin naik lebih dari 80% sepanjang semester I ke level di atas US$ 31.000 atau sekitar Rp 466 juta. Namun mata uang kripto ini sempat tiga kali gagal menyentuh US$ 31.000.

Berdasarkan data Ajaib, harga Bitcoin melonjak dari US$ 16.000 pada awal tahun hingga mencapai US$ 31.000 per 31 Juni. Selama Juni, harganya naik 11,98%.

Menurut Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha, kenaikan harga Bitcoin pada akhir Juni disebabkan oleh sentimen positif dari sejumlah perusahaan manajer aset skala besar seperti BlackRock, Fidelity dan WisdomTree yang mengajukan permohonan lisensi untuk menawarkan produk investasi ETF Bitcoin spot.

“Hal ini  berdampak positif hingga mendorong reli Bitcoin lebih dari 20% sepanjang Juni 2023,” kata Panji Yudha dalam keterangan pers, Selasa (4/7).

Data Coinglass menunjukkan, rata-rata harga Bitcoin selama Juli sejak 2013 hingga 2022 naik sekitar 9,18%. “Hal ini menandakan adanya peluang Bitcoin lanjut menguat pada Juli berdasarkan data tersebut,” kata Panji Yudha.

Sepanjang 11 hari terakhir, harga Bitcoin terus berada di atas US$ 30.000 dengan pergerakan cenderung sideways di kisaran US$ 29.500 - US$ 31.400.

Harga Bitcoin sempat turun ke US$ 29.500 pada Sabtu, didorong oleh pernyataan Securities Exchange Commision atau SEC yang menyatakan aplikasi pengajuan ETF Bitcoin Spot oleh sejumlah perusahaan manajer aset pendaftaran kurang lengkap dan memerlukan informasi lebih lanjut sebelum dipertimbangkan untuk disetujui.

“Pernyataan itu disambut oleh investor untuk melakukan aksi take profit, sehingga harga Bitcoin sempat turun. Namun kembali naik ke US$ 31.129 pada perdagangan hari ini,” kata Panji Yudha.

Secara teknikal, harga Bitcoin sempat mencapai area resistance di US$ 31.400 pada Senin malam (3/7), namun gagal breakout  pada Selasa pagi (4/7).

“Bitcoin berupaya untuk breakout area resistance saat ini dan menuju ke US$ 32.000 jika dalam jangka pendek mampu bertahan di atas US$ 30.800. Sebaliknya, jika breakdown di bawah US$ 30.800, maka Bitcoin berpotensi kembali ke area support di US$ 29.500,” kata Panji Yudha. 

Bitcoin 3 Kali Gagal Tembus Rp 466 Juta

Trader Eksternal Tokocrypto Fyqieh Fachrur menyampaikan, berdasarkan analisis teknikal, Bitcoin masih berada level psikologis terkuat dan di atas Moving Average (MA) 50 pada harga US$ 30.000.

Itu artinya, harga Bitcoin cukup stabil dan bisa dianggap sebagai tanda positif untuk menutup Juni. Namun yang perlu diperhatikan, harga Bitcoin tiga kali gagal menembus US$ 31.000.

Walaupun akhirnya, harga Bitcoin kini menyentuh US$ 31.000.

“Sentimen penggerak minggu ini cenderung netral. Tidak akan banyak berpengaruh ke pasar,” kata Fyqieh Fachrur dalam keterangan pers, Senin (3/7).

“Pasar dalam kondisi menunggu dan melihat alias wait and see. Ini terjadi setelah mereka menyaksikan drama SEC yang menyebutkan ETF Bitcoin BlackRock dan Fidelity tak jelas pada pekan lalu,” katanya.

Di sisi sentimen makroekonomi, angka PMI Manufaktur Cina dan Amerika Serikat menarik perhatian investor. Kemudian, pada Kamis (6/7), akan ada perilisan PMI non-manufaktur AS yang memberikan pemahaman tentang kondisi ekonomi dan inflasi di Amerika.

Lalu Jumat (7/7), akan ada perilisan data NFP atau nonfarm payrolls AS yang menjadi indikator kuat untuk kebijakan suku bunga The Fed ke depan. Ini juga berpengaruh pada pergerakan pasar kripto.