Fase Baru Startup Fintech Usai Tren E-Commerce dan Paylater

ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/rwa.
Pengunjung membayar nontunai menggunakan QRIS di salah satu lapak UMKM di objek wisata Telaga Biru Cicerem, Kuningan, Jawa Barat, Kamis (26/10/2023).
Penulis: Lenny Septiani
23/11/2023, 17.26 WIB

Layanan startup fintech atau teknologi finansial semakin masif digunakan untuk transaksi di e-commerce saat pandemi corona. Lalu paylater mulai menjadi tren. Bagaimana fase sektor ini selanjutnya?

Sekretaris Jenderal Asosiasi Fintech Indonesia atau Aftech Budi Gandasoebrata mengatakan pandemi Covid-19 memaksa orang-orang bertransaksi secara online, termasuk menggunakan layanan fintech pembayaran.

Kemudian Bank Indonesia atau BI mendukung penggunaan layanan fintech pembayaran lewar standardisasi kode quick response atau QRIS. Ini memungkinkan pembeli memindai kode QR dengan pembayaran dari aplikasi apapun.

“QRIS mempermudah warung-warung untuk menerima pembayaran secara digital,” kata Budi dalam sesi diskusi Indonesia Fintech Summit & Expo 2023 di Jakarta, Kamis (23/11). 

Lalu kini, masyarakat di Indonesia mulai banyak menggunakan paylater. Rinciannya dapat dilihat pada Databoks di bawah ini:

Menurut dia, penggunaan layanan fintech ke depan yakni untuk UMKM dalam hal pencatatan transaksi dan pinjaman online alias pinjol. “Data dari fintech ini bisa dipakai menjadi insights bagi UMKM dalam mengajukan kredit,” katanya.

Dari sisi pendanaan ke startup fintech, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan atau OJK Mahendra Siregar menilai investor akan meninjau keuntungan. “Dalam 12 bulan terakhir, pelajaran yang diambil yakni berfokus pada bottom line, keuntungan. Tanpa itu, jangan harap investor akan mau,” katanya.

Selain itu, perlindungan konsumen dan kepercayaan masyarakat menjadi hal yang disoroti di sektor fintech belakangan ini.

Reporter: Lenny Septiani