Rata-rata peningkatan transaksi pengguna alias Average Revenue per User (ARPU) LinkAja 34%. Transaksi produk digital di ekosistem Telkomsel bahkan naik hampir tiga kali lipat.

LinkAja atau PT Fintek Karya Nusantara adalah gabungan dari 10 anak usaha afiliasi BUMN alias Badan Usaha Milik Negara. Grab LA Pte. Ltd. dan PT Dompet Karya Anak Bangsa atau GoPay juga menjadi pemegang saham.

Kinerja startup fintech pembayaran LinkAja selama Juni 2023 – Juni 2024 sebagai berikut:

  • ARPU 34% secara kumulatif
  • Retention rate 75% secara kumulatif. Retention rate adalah persentase pelanggan yang terus membayar atau menggunakan produk selama jangka waktu tertentu.
  • Jumlah pengguna terdaftar lebih dari 93 juta basis pengguna terdaftar
  • Pendapatan relatif terhadap komisi atau gross transaction value (GTV) produk digital di ekosistem Telkomsel naik 159%
  • Jumlah agen atau reseller Telkomsel meningkat hampir 15%
  • GTV produk bahan bakar dan energi di ekosistem Pertamina naik 52%
  • Jumlah merchant SPBU naik 14%
  • Transaksi QRIS naik 20%, dengan rincian:
  1. Pengiriman logistik dan donasi keagamaan meningkat 90%
  2. Pembelian tiket moda transportasi perjalanan/traveling meningkat 60%
  3. Mayoritas digunakan untuk aktivitas belanja grosir, kebutuhan sehari-hari atau FMCG, bahan bakar dan energi, makanan dan minuman, serta belanja di e-commerce
  • Jumlah merchant UMKM di e-commerce yang menggunakan LinkAja naik 15%
  • Pendapatan dari penggunaan LinkAja di e-commerce naik 16%

LinkAja mengoptimalkan peran agen Telkomsel yang mengutilisasi aplikasi DigiPOS. Transaksi di DigiPOS menggunakan LinkAja paling menonjol di kota-kota tier dua dan tiga.

Selain itu, LinkAja menjadi metode pembayaran melalui aplikasi MyPertamina untuk lebih dari 19 ribu SPBU Pertamina.

Startup fintech di bawah BUMN itu juga mengoptimalkan pertumbuhan transaksi QRIS melalui program QRIS lintas-negara.

LinkAja melayani pembayaran di hampir 500 ribu tenant kuliner dan UMKM. Total ada 2,9 juta merchant yang terdaftar di aplikasi pembayaran ini.

Fintech pembayaran itu juga menyediakan 1,4 juta titik lokasi setor-tarik tunai.

Direktur Utama LinkAja Yogi Rizkian Bahar menyampaikan, LinkAja merupakan satu-satunya startup digital di Indonesia yang berfokus pada aktivasi rantai nilai model bisnis BUMN Business to Business to Customer alias B2B2C secara end-to-end dengan memanfaatkan seluruh layanan keuangan dan ekosistem digital yang dimiliki.

Menurut dia, ekosistem BUMN akan tetap menjadi key competitive advantage LinkAja sebagai solusi keuangan digital yang mendukung pengembangan infrastruktur pembayaran bersama dengan berbagai lini bisnis BUMN, termasuk meneruskan inisiatif layanan disbursement insentif dan platform penukaran poin loyalitas di dalam lingkup perusahaan BUMN.

LinkAja hadir dalam gelaran FEKDI 2024, ajang sinergi kebijakan dan showcasing berbagai produk, inovasi, dan implementasi ekosistem ekonomi dan keuangan digital. Acara ini digelar selama 1- 4 Agustus di Hall B Jakarta Convention Center, Senayan, Electronification Area - nomor booth 9.