Spekulasi bahwa Ant Group segera mencatatkan saham perdana alias initial public offering (IPO) muncul kembali, setelah empat tahun tertunda. Dana yang diperoleh digadang-gadang mengalahkan IPO terbesar di dunia Saudi Aramco.

“Spekulasi tentang potensi IPO Ant Group Co. Ltd. meningkat karena periode tunggu terpendek, yang dipicu oleh perubahan tata kelola, hampir berakhir,” demikian dikutip dari laporan Caixin Global, pada Jumat (22/11).

Raksasa teknologi finansial atau fintech asal Cina itu belum berkomentar, tetapi investor telah bereaksi. Harga saham perusahaan terkait Ant Group melonjak dalam beberapa hari terakhir.

Perusahaan afiliasi Alibaba itu berencana IPO pada November 2020. Rencana ini ditunda setelah pendiri Alibaba Jack Ma mengkitik People's Bank of China atau PBOC, karena dianggap menghambat inovasi bisnis pinjaman online.

Padahal, sahamnya diburu investor saat proses penawaran awal alias bookbuilding pada Oktober 2020.

Dikutip dari Reuters, perusahaan Cina itu menetapkan harga saham di bursa Shanghai 68,8 yuan dan Hong Kong HK$ 80 per lembar saat itu. Sebanyak 70% akan dijual kepada investor strategis, sementara 12% - 18% sisanya antara institusi dan ritel.

Saat bookbuilding, permintaan dari investor ritel di Shanghai 19 triliun yuan atau US$ 2,8 triliun. Ada kelebihan permintaan alias oversubscribed 872 kali dari nilai yang ditawarkan.

Permintaan investor ritel di Hong Kong juga oversubscribed 389 kali menjadi HK$ 1,3 triliun atau US$ 168 miliar.

Ant Group pun diperkirakan meraup dana segar US$ 37 miliar atau Rp 536,5 triliun jika jadi IPO pada November 2020. Nilainya mengalahkan rekor Saudi Aramco US$ 29,4 miliar di bursa Riyadh pada Desember 2023.

Ant Group Depak Jack Ma dan Lepas Alipay

PBOC memanggil Jack Ma tidak lama setelah kritik disampaikan. Lalu, Alibaba menunda IPO Ant Group.

Setelah itu Jack Ma tidak muncul di publik. Sementara itu muncul rumor bahwa Ant Group akan dinasionalisasi atau menjadi milik pemerintah Cina.

Jack Ma memiliki 10% saham di Ant Group, dan memegang kendali atas perusahaan sebagaimana tertera dalam prospektus IPO.

Pada Januari 2023, pemegang saham menyepakati Jack Ma tak lagi memegang kendali atas Ant Group.

Saat itu muncul spekulasi bahwa Ant Group segera IPO. Namun perusahaan membantah rumor ini.

“Ant Group berfokus pada perbaikan dan optimalisasi bisnis, serta tidak memiliki rencana untuk IPO,” kata juru bicara perusahaan dikutip dari Reuters, pada awal tahun lalu.

Pada Januari 2024, Ant Group menyelesaikan prosedur untuk melepas kendali atas Alipay, sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk mengoptimalkan tata kelola perusahaan dan mencapai pembangunan berkelanjutan jangka panjang.

“Instansi menyetujui perubahan tersebut,” kata PBOC dikutip dari China Daily, pada Januari.

Analis senior di konsultan pasar Botong Analysys Wang Pengbo menilai, setelah perubahan terkait hak suara pemegang saham, Ant Group dapat menyesuaikan arah pengembangan tepat waktu berdasarkan perubahan pasar.

“Ant Group dapat lebih melindungi hak dan kepentingan sah para pemegang saham dan pengguna,” kata Wang.

Gurita Bisnis Ant Group

Raksasa bisnis Ant Group menggurita ke banyak perusahaan.  Perusahaan fintech ini setidaknya memiliki beberapa anak usaha seperti Alipay, Yu'e Bao, Huabei, Xiang Hu Bao, Mybank, dan Zhima Credit.

Alipay menyediakan layanan pembayaran digital, yang diluncurkan pada 2004. Alipay memiliki 1,3 miliar pengguna secara global atas 100 lebih layanan termasuk pinjaman online, pembayaran, dan voucer diskon.

Bisnis lainnya yaitu Yu'e Bao atau platform pengelolaan uang atau wealth management yang diluncurkan pada 2013. Di Indonesia, layanan ini mirip Bareksa.

Di bidang wealth management, Ant Group memiliki Ant Fortune yang dirilis pada 2015. Ant Fortune berbasis teknologi kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) atau masuk kategori fintech robo advisor. Di Indonesia, ada beberapa perusahaan jenis ini seperti Investasikita dan Halofina.

Di bidang asuransi, Ant Group memiliki Xiang Hu Bao yang menawarkan layanan perlindungan dengan mekanisme klaim bersama alias mutual aid berbasis blockchain yang diluncurkan pada 2018.

Di bidang pinjaman, Ant Group memiliki Huabei dan Zhima Credit. Huabei merupakan platform bayar kemudian atau paylater bagi konsumen yang berbelanja online. Pengguna bisa mencicil selama 40 hari hingga 12 bulan. Sedangkan Zhima Credit menyediakan layanan penilaian kredit (credit scoring) untuk swasta dan independen.

Ant Group juga mempunyai bank digital Mybank yang berdiri pada 2015. Lembaga keuangan ini menawarkan proses pinjaman secara online dalam tiga menit dan persetujuan satu detik, tanpa campur tangan manusia.

Raksasa teknologi itu juga memiliki platform berbasis blockchain bernama Antchain. Aplikasi ini membantu pengguna mengirim uang hingga data seperti musik, video, artikel, dan IP lainnya dengan sertifikasi hak cipta digital.

Alibaba itu juga menyediakan jasa pengiriman uang ke luar negeri atau remitansi, MoneyGram. Perusahaan ini diakuisisi Ant Group US$ 880 juta pada 2017.

Infografik_Raksasa keuangan Ant Group (Katadata)