Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS), Google meluncurkan 50 lebih fitur baru pada platform Meet, Classroom, G Suite, dan Assignments untuk mendukung belajar online. Salah satunya, untuk mendeteksi tugas siswa yang menyontek.
Pada platform konferensi video, Google Meet, perusahaan akan menyediakan tata letak bersusun dengan tampilan lebih besar pada bulan depan. Dengan begitu, platform dapat menampilkan hingga 49 orang.
Google Meet juga akan terintegrasi dengan papan tulis interaktif Jamboard. “Kami juga akan meluncurkan beberapa kontrol baru,” kata perusahaan dikutip dari siaran pers, Rabu (12/8).
Dengan sejumlah kontrol anyar itu, moderator dapat memilih untuk selalu menjadi yang pertama bergabung. Mereka juga bisa mengakhiri rapat atau kelas untuk semua peserta, menonaktifkan chat selama rapat atau kelas, dan kemampuan lainnya.
Pada Oktober, perusahaan juga akan meluncurkan latar belakang yang bisa disesuaikan (customize) dan buram untuk memberikan privasi ekstra.
Lalu, meluncurkan sesi kerja kelompok dan pemantauan untuk semua pelanggan Google Enterprise for Education. Ini memungkinkan kelas menjadi lebih interaktif dan memberikan data terkait partisipasi siswa.
Pada tahun ini juga, Google akan meluncurkan fitur ‘mengacungkan tangan’ bagi semua pelanggan.
Sedangkan untuk pengguna G Suite Enterprise for Education, akan disediakan fitur tanya jawab dan jajak pendapat. Selain itu, bakal ada fitur perekaman sementara secara gratis.
Bahkan, pengajar akan dapat mendeteksi kemungkinan plagiarisme atau siswa yang menyontek dari tugas yang diserahkan. Deteksi ini tidak hanya dari konten online, tetapi juga antar-hasil pekerjaan siswa di sekolah.
Perusahaan juga akan meluncurkan fitur baru untuk platform Classroom. Tools anyar itu di antaranya widget daftar tugas di halaman Kelas. Ini akan membantu siswa melihat tugas yang akan datang, yang terlewatkan, dan sudah dinilai.
Pengajar juga dapat membagikan tautan kepada siswa, agar dapat bergabung ke kelas dengan lebih mudah. Selain itu, Classroom akan segera tersedia dalam 10 bahasa tambahan, sehingga totalnya menjadi 54.
Perusahaan pun bakal meningkatkan layanan akses ke laporan keaslian pada platform Classroom. Salah satunya, pengajar akan dapat memeriksa keaslian laporan lima kali per kelas, dari sebelumnya hanya tiga kali.
Google juga memberikan kemampuan kepada administrator untuk mengelola G Suite dan Classroom. “Misalnya, pimpinan sekolah yang memiliki lisensi Enterprise akan memiliki visibilitas yang lebih besar mengenai penggunaan Classroom,” kata perusahaan.
Pimpinan sekolah akan dapat melihat kelas yang sedang aktif melalui dasbor Data Studio baru. Mereka juga bisa mengukur penggunaan fitur, serta memantau tingkat keterlibatan pengajar dan siswa.
“Kami mempermudah sinkronisasi nilai Classroom dengan Sistem Informasi Siswa (SIS) yang Anda gunakan, dimulai dengan Infinite Campus dan akan mencakup SIS lainnya,” kata perusahaan.
Google juga meluncurkan produk baru, yakni aplikasi untuk sistem manajemen pembelajaran atau Learning Management System (LSM) yang diberi nama Assignments. Layanan ini memberi pengajar cara yang lebih cepat dan mudah untuk membagikan, menganalisis, dan menilai tugas siswa.
Pengajar dapat membuat dan membagikan salinan tugas kelas yang dipersonalisasi ke folder Google Drive milik setiap siswa. Guru juga bisa memberikan masukan dengan cepat, serta menilai tugas secara konsisten dan transparan dengan laporan keaslian.
Google juga telah menyusun panduan bagi wali murid untuk memahami teknologi yang digunakan para siswa. Selain itu, akan disediakan Teacher Center untuk para pengajar agar dapat menemukan pelatihan, sumber informasi, dan program pengembangan profesional seperti program Certified Coach.