Marak Malware via Email, Pengguna Diimbau Tak Pakai Software ‘Bajakan’

123RF.com/rawpixel
Ilustrasi keamanan internet
31/8/2020, 19.05 WIB

Ia juga menyarankan para pegawai perusahaan dan masyarakat untuk tidak membuka file dari pihak yang tidak dikenal. Selain itu, pengguna diminta menyalin data penting secara berkala. 

Sebelumnya, konsultan hukum industri perangkat lunak, Business Software Alliance (BSA) menyebutkan, 83% perusahaan di Indonesia rentan diretas. Ini karena sebagian besar korporasi menggunakan perangkat lunak tidak berlisensi atau ‘bajakan’. 

Berdasarkan riset BSA, potensi perusahaan pengguna software ‘bajakan’ disusupi malware 29% lebih tinggi dibandingkan yang tidak. Data International Data Corporation (IDC) juga mencatat, kerugian akibat serangan ini bisa mencapai US$ 10 ribu per computer, atau US$ 2,4 juta jika seluruh perusahaan terinfeksi malware.

Sedangkan Emotet merupakan malware yang tersebar luas di internet sejak 2018 lalu. Bahkan, Emotet sempat diintegrasikan dengan ransomware Ryuk.

Emotet dapat menyebabkan perangkat lumpuh. Peneliti Malwarebytes mengatakan, Emotet awalnya didesain untuk menargetkan industri finansial dan mencuri informasi kredensial korban.

Oleh karena itu, Emotet sering disebut dengan trojan perbankan. Kini, para peretas (hacker) mulai kembali menggunakan malware itu untuk mengelabui pengguna.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan