Apple kemungkinan akan memangkas target produksi iPhone 13 sekitar 10 juta menjadi 80 juta unit tahun ini. Itu karena krisis cip.
Produsen ponsel pintar (smartphone) asal Amerika Serikat (AS) itu menargetkan 90 juta iPhone 13 dalam tiga bulan terakhir tahun ini. Namun Bloomberg melaporkan, Apple memberi tahu mitra manufaktur bahwa totalnya akan lebih rendah.
“Itu karena Broadcom Inc. dan Texas Instruments Inc. sedang berjuang mengirimkan komponen yang cukup,” kata sumber Bloomberg, dikutip Rabu (13/10).
Apple mendapatkan suku cadang layar dari Texas Instruments. Sedangkan Broadcom memasok komponen nirkabel.
Namun Texas Instruments Inc kesulitan memasok cip yang memberi daya pada layar OLED. Apple juga menghadapi kekurangan komponen dari pemasok lain.
Broadcom tidak memiliki pabrik besar sendiri dan bergantung pada pembuat cip kontrak seperti Taiwan Semiconductor Manufacturing Co (TSMC). Texas Instruments juga bergantung pada manufaktur luar.
Itu berarti mereka turut memperebutkan cip buatan TSMC dan pabrik lainnya. Sedangkan Apple juga merupakan klien TSMC.
Saham Apple pun tergelincir 1,6% menjadi US$ 139,27 pada akhir perdagangan kemarin. Begitu juga dengan Broadcom dan Texas Instruments Inc.
Sedangkan iPhone 13 Pro dan iPhone 13 Pro Max baru mulai dijual bulan lalu. Tetapi Bloomberg melaporkan bahwa pesanan melalui situs web Apple tak kunjung dikirim sekitar sebulan.
Berdasarkan laman tersebut, perangkat baru terdaftar saat ini tidak tersedia di beberapa toko ritel perusahaan. Mitra operator Apple juga mengalami penundaan pengiriman.
Pesanan saat ini dijadwalkan untuk dikirim sekitar pertengahan November.
Di satu sisi, Apple menargetkan pendapatan US$ 120 miliar pada kuartal akhir atau naik sekitar 7% dibandingkan periode sama tahun lalu.
Selain menghadapi ketersediaan iPhone, perusahaan berjuang untuk bisa memproduksi Apple Watch Series 7 dan produk lain. Awal tahun ini, Apple memperingatkan bahwa mereka akan menghadapi kendala pasokan iPhone dan iPad selama kuartal yang berakhir pada September.
Perusahaan yang berbasis di Cupertino, California itu mengatakan, global menghadapi krisis cip. Sedangkan Susquehanna Financial Group melaporkan, permintaan cip yang diajukan bulan lalu, baru bisa dipenuhi rata-rata 21,7 minggu.
Untuk mengurai gangguan rantai pasokan, Departemen Perdagangan AS meminta pembuat cip global menanggapi serangkaian kuesioner pada awal bulan depan (8/11). Namun AS kemungkinan akan menghadapi perlawanan dari anggota parlemen dan eksekutif di Taiwan dan Korea Selatan.
Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo mengunggah cuitan tentang usulan rencana US$ 52 miliar untuk mendukung manufaktur cip di Negeri Paman Sam. Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida juga mengatakan, akan membangun basis produksi cip sendiri.
Secara terpisah, krisis energi yang berkepanjangan di Cina dinilai semakin mempersulit Apple memproduksi iPhone. Pemasok Apple TPK Holding Co. mengatakan bahwa anak usaha di provinsi Fujian, Cina tenggara, mengubah jadwal produksi karena pembatasan listrik pemerintah setempat.
Itu terjadi kurang dari dua minggu setelah perakit iPhone Pegatron Corp. mengadopsi langkah-langkah penghematan energi di tengah pembatasan daya yang diberlakukan pemerintah.