Daya Beli Turun karena Inflasi, Penjualan Ponsel di Indonesia Anjlok

ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/nym.
Pengunjung mencoba keunggulan kamera OPPO Find X5 Pro 5G saat hari pertama penjualan di OPPO eXperience Store BEC, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (11/6/2022).
17/6/2022, 12.31 WIB

Riset dari International Data Corporation (IDC) menunjukkan, pasar ponsel pintar atau smartphone di Indonesia mulai sepi tahun ini. Sedangkan pemimpin pasar di dalam negeri yakni Samsung

IDC mencatat, pengiriman ponsel di Tanah Air turun 17,3% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 8,9 juta unit pada kuartal pertama tahun ini. Penyebabnya daya beli konsumen lebih rendah.

Rendahnya daya beli itu karena kenaikan harga barang atau inflasi, seperti gas dan komoditas. "Harga yang lebih tinggi menambah tekanan ekstra pada daya beli konsumen,” kata Associate Market Analyst IDC Indonesia Vanessa Aurelia dalam laporan, Kamis (16/6). 

“Produsen mungkin tidak dapat menyerap kenaikan harga di atas level tertentu, sehingga mengakibatkan harga jual keseluruhan lebih tinggi,” tambah dia.

Selain itu, penurunan pengiriman terjadi karena pasokan gadget, terutama untuk kelas bawah atau entry-level.

Pasokan komponen cip (chipset) untuk ponsel 4G juga terbatas. Ini membuat pengiriman ponsel 4G menurun 22% yoy.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan