India Selidiki Produsen Ponsel asal Cina VIVO terkait ‘Pencucian Uang’

Vivo Indonesia
Vivo bakal meluncurkan ponsel pintar (smartphone) flagship pertamanya di Indonesia, yakni Vivo X50 series yang terdiri dari Vivo X50 dan X50 Pro.
Penulis: Desy Setyowati
6/7/2022, 11.50 WIB

Direktorat Penegakan Hukum (ED) India menyelidiki produsen ponsel pintar (smartphone) asal Cina, Vivo terkait kasus pencucian uang. Penyelidikan dilakukan di 40 likasi.

“Pencarian dilakukan di tempat yang terkait dengan Vivo dan dealer-nya di Uttar Pradesh, Madhya Pradesh, Bihar, Jammu, dan Kashmir dan beberapa negara bagian selatan,” kata sumber dikutip dari Indian Express, Rabu (6/7).

Sumber menyampaikan, kasus itu didasarkan pada First Information Report (FIR) yang diajukan oleh Delhi Police Economic Offenses Wing (EOW) terhadap distributor Vivo di Jammu dan Kashmir bulan lalu. Ini sehubungan dengan dugaan pemalsuan dokumen identitas oleh dua pemegang saham perusahaan Cina itu.

ED menduga dugaan pemalsuan dilakukan untuk pencucian dana menggunakan perusahaan cangkang.

“Kami menemukan banyak perusahaan cangkang yang dioperasikan di India oleh korporasi Cina. Semua ini digunakan untuk mencuci uang,” kata seorang pejabat senior ED.

Juru bicara Vivo mengatakan, perusahaan bekerja sama dengan pihak berwenang untuk memberi semua informasi yang diperlukan. “Sebagai perusahaan yang bertanggung jawab, kami berkomitmen untuk sepenuhnya mematuhi hukum,” kata dia dalam pernyataan pers.

Pada 2020, polisi Meerut mendaftarkan kasus penipuan terhadap Vivo karena lebih dari 13.500 ponsel yang diproduksi diduga memiliki nomor IMEI atau International Mobile Equipment Identity yang sama.

IMEI adalah kode 15 digit unik yang digunakan untuk mengidentifikasi gawai.

Pada 2017, Otoritas Regulasi Telekomunikasi India (TRAI) mengeluarkan pemberitahuan yang mengarahkan semua perusahaan manufaktur smartphone untuk memastikan IMEI yang unik. Pemerintah memberi peringatan hukuman penjara tiga tahun jika tidak mematuhinya.

Vivo adalah salah satu dari lima penjual gadget teratas di India. Pangsa pasarnya di Negeri Bollywood 15% per kuartal I, menurut data Counterpoint.

Vivo berada di posisi keempat, setelah Xiaomi, Samsung, dan Realme.

Menurut data Counterpoint, Vivo adalah produsen gadget berkemampuan 5G teratas di segmen menengah atau harga produk kisaran Rs 10 ribu - Rs 20 ribu per kuartal I. Konsumen rerata menyukai T-Series buatan Vivo.

Penyelidikan terkait pencucian uang itu pun menjadi kasus besar kedua yang didaftarkan ED terhadap perusahaan ponsel Tiongkok. Sebelumnya, otoritas mendakwa Xiaomi mengenai dugaan pengiriman uang asing ilegal yang melanggar Undang-Undang Manajemen Valuta Asing (FEMA).

Pada April, ED menyita Rs 5.551,27 crore milik Xiaomi Technology India Private Limited berdasarkan ketentuan FEMA. Xiaomi India adalah anak usaha yang sepenuhnya dimiliki oleh grup Xiaomi yang berbasis di Cina.

Menurut ED, uang yang disita itu ada di rekening bank perusahaan. ED pun menginterogasi Wakil Presiden Global Xiaomi Manu Kumar Jain.

ED mengatakan, Xiaomi memulai operasi di India pada 2014 dan mulai mengirimkan uang sejak 2015. Perusahaan telah mengirimkan mata uang asing yang setara dengan INR 5.551,27 crore ke tiga mata uang asing berbasis entitas, yang mencakup satu entitas grup Xiaomi, dengan kedok royalti.

“Jumlah yang sangat besar atas nama royalti dikirimkan atas instruksi entitas grup induk mereka di Cina. Jumlah yang dikirimkan ke dua entitas lain yang tidak terkait yang berbasis di AS juga untuk manfaat utama entitas grup Xiaomi,” ujar ED.