Pendanaan Terhambat Corona, Satelit Satria Tetap Ditarget Selesai 2022

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Ilustrasi, penandatanganan perjanjian kerja sama, penjaminan, dan regres proyek satelit multifungsi, yang diberi nama Satelit Republik Indonesia (SATRIA) tahun lalu.
11/2/2020, 09.37 WIB

Virus corona bukan hanya menyebabkan 42 ribu lebih orang terinfeksi di Tiongkok, tetapi juga menghambat pendanaan Satelit Republik Indonesia (Satria). Meski begitu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) tetap menargetkan satelit itu beroperasi pada 2022.

Menteri Kominfo Johnny G Plate mengatakan, pemerintah tengah berdiskusi terkait pendanaan Satria dengan bank asing. Pembicaraan itu terhambat karena wabah virus corona.

"Saya minta sesuai kontrak, commercial operation berjalan pada kuartal IV 2022, bagaimana caranya itu yang saya minta," ujar Johnny di kantornya, Jakarta, Senin (10/2) malam.

Pembahasan terkait pendanaan itu ditarget rampung pada kuartal pertama tahun ini. Meski terhambat pandemi, Johnny tak ingin pembangunan satelit itu membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Karena itu, pembiayaan proyek ini diserahkan kepada badan usaha pelaksana atau perusahaan swasta.

(Baca: Kominfo Pesimistis RI Merdeka Sinyal Tahun Ini Meski Ada Palapa Ring)

Tender proyek Satria dimenangkan oleh Konsorsium Pasifik Satelit Nusantara (PSN) yang membentuk PT Satelit Nusantara Tiga. Johnny mengaku baru bertemu dengan PSN dan membahas perlu tidaknya mengganti tanggal operasi komersial satelit tersebut.

Namun, PNS tetap optimistis pembangunan proyek sesuai rencana. “Kata mereka (PSN) financial closing sudah hampir selesai," ujar Johnny.

Pembangunan Satria membutuhkan dana Rp 6,4 triliun. Saat ini, baru dua bank asing yang terlibat dalam pendanaan proyek Satria, yaitu Banque publique d'investissement (BPI) dari Prancis dan Asia Infrastructure Investment Bank (AIIB) asal Tiongkok.

Direktur Utama Badan Aksesbilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Anang Latif menambahkan, pemerintah akan membayar pendanaan itu apabila proyek Satria rampung dan bisa  dikomersialisasikan pada 2023.

(Baca: Pemerintah Teken Perjanjian Kerja Sama Satelit Satria)

Ia membenarkan bahwa proses pembicaraan pendanaan proyek Satria terkendala dari sisi administrasi. Investor dari Tiongkok belum bisa secara langsung karena pintu komunikasi dan transportasi di negara itu ditutup imbas virus corona.

"Kami masih menunggu kabar bagaimana penyelesaian pertemuan itu, karena seluruh pihak harus hadir secara langsung dalam perjanjian financial closing ini," ujar Anang.

Meski demikian, Anang optimistis financial closing berjalan sesuai target kuartal pertama tahun ini. "Hitungan kami, (Satria beroperasi di 2022) juga masih on schedule. Tahapan-tahapan ini semua masih berjalan on track," ujar dia.

Perlu diketahui, Satria multifungsi berkapasitas 150 GB. Satelit ini bakal dimanfaatkan untuk menutup blank spot di wilayah Indonesia Timur, Tengah dan Utara. Satria akan berfokus memberikan layanan internet untuk pendidikan, kesehatan, dan pertahanan.

(Baca: Tol Langit, Kombinasi Palapa Ring dan Satelit Internet)

Reporter: Cindy Mutia Annur