Gojek Targetkan 1.000 Titik Lokasi GoRide Instan pada Tahun Depan

ARIEF KAMALUDIN | KATADATA
Ilustrasi Gojek. Layanan GoRide Instant akan dikembangkan di sejumlah kota besar di Indonesia.
Editor: Agustiyanti
16/11/2019, 10.23 WIB

Perusahaan layanan on demand, Gojek berencana mengembangkan layanan GoRide Instan di sejumlah kota besar. Decacorn ini menargetkan 1.000 titik lokasi layanan Go Ride Instan pada tahun depan.

"Rencananya tidak hanya (menambah titik) di Jakarta, Surabaya, maupun Bandung, kami juga ingin di seluruh Indonesia,"  Radityo di sela-sela acara NextICorn di Jimbaran, Bali, Jumat (15/11).

Selama masa uji coba beberapa waktu lalu, menurutnya, layanan GoRide Instan baru menyasar 15 titik lokasi di wilayah Jakarta. Adapun saat ini pihaknya telah bersinergi dengan operator transportasi publik seperti KAI dan MRT guna mengatur layanannya di lokasi transportasi tersebut.

 (Baca: Gojek Ungkap Tantangan Ekspansi ke Thailand hingga Malaysia)

Ia menjelaskan, pengembangan layanan GoRide Instant bermula dari keluhan yang diterima pihaknya terkait menumpuknya para mitra pengemudi ojek online di sekitar stasiun MRT maupun halte busway di Jakarta. Akibanya, jalanan di sekitar lokasi tersebut macet dan menyebabkan waktu tunggu pelanggan lebih lama. 

Melalui  GoRide Instan, menurut dia, pelanggan bisa langsung mencari pengemudi yang ada sesuai titik lokasi. Ia menilai sejauh ini layanan tersebut efektif untuk mengatasi permasalahan waktu tunggu pelanggan di stasiun-stasiun transportasi publik, terutama di jam sibuk pagi dan sore. 

(Baca: Bertemu Bos Bukalapak dan Gojek, Menteri Kominfo Kaji Bisnis Startup)

"Inisiatif (fitur) seperti ini dapat mengurangi waktu tunggu pelanggan kami sampai empat kali lipat," jelas dia. 

Gojek kini beroperasi di 207 kota di lima negara di Asia Tenggara. Berdasarkan data internal perusahaan, per kuartal ketiga 2019, aplikasi dan ekosistem Gojek telah diunduh oleh lebih dari 155 juta pengguna. Perusahaan memiliki lebih dari 2 juta mitra pengemudi, hampir 400 ribu mitra merchants, dan lebih dari 60 ribu penyedia layanan di Asia Tenggara.

Reporter: Cindy Mutia Annur