Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini meresmikan operasional Palapa Ring di Istana Negara, Jakarta. Palapa Ring merupakan proyek jaringan serat optik yang menghubungkan internet di seluruh Indonesia.
Jaringan yang dibangun membentuk cincin sepanjang 12.148 kilometer yang mengitari tujuh pulau, yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, hingga Papua. Palapa Ring terdiri dari tiga paket, yakni Barat sepanjang sepanjang 2.275, Tengah sepanjang 2.995, dan Timur dengan panjang 6.878.
Paket Barat, yang telah selesai pada Maret 2018, menjangkau wilayah Riau, Kepulauan Riau hingga Pulau Natuna dengan jaringan laut sepanjang 1.730 kilometer dan darat 545 kilometer.
Paket Tengah untuk Kalimantan, Sulawesi dan Maluku Utara, mencakup 1.706 kilometer jaringan laut dan 1.289 jaringan darat. Paket Timur dirancang untuk NTT, Maluku, Papua Barat dan pedalaman Papua, proyek ini akan membentangkan kabel serat optik sepanjang 4.426 kilometer di laut dan 2.542 kilometer di darat. Berikut tabelnya:
“Saya resmikan pengoperasian Palapa Ring yang menghubungkan seluruh ibu kota di 514 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia," kata Jokowi di Istana Negara, Senin (14/10).
Cikal-bakal Palapa Ring adalah proyek Nusantara 21 yang dirintis sejak 1998. Namun, krisis ekonomi membuat proyek tersebut mangkrak. Baru pada ajang Infrastructure Summit I pada 2005, wacana pembangunan infrastruktur telekomunikasi kembali mengemuka.
Ada proyek Cincin Serat Optik Nasional (CSO-N) berupa jaringan kabel bawah laut berbentuk cincin yang terintegrasi dan berisi frekuensi internet pita lebar. Proyek yang diprakarsai oleh PT Tiara Titian Telekomunikasi diperkirakan membentang sepanjang 25 ribu kilometer dari Sumatera Utara hingga Papua.
Ide inilah yang kemudian diadopsi menjadi Palapa Ring sejak 2007 atau pada masa pemerintahan Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono.
(Baca: Internet Lambat meski Ada Palapa Ring, Jokowi Janjikan 4 Ribu BTS Baru)
Pada 5 Juli 2007 telah terbentuk konsorsium beranggotakan tujuh perusahaan telekomunikasi untuk membangun jaringan serat optik di Kawasan Indonesia Timur sepanjang 10 ribu kilometer. Lalu pemerintah juga membuka tender skala nasional untuk proyek Palapa Ring pada Oktober 2007.
Pembangunan proyek dimulai pada 2008 dan ditargetkan selesai 2013. Namun, lagi-lagi proyek terhenti saat pergantian pemerintahan.
Tender Palapa Ring Dilanjutkan di Era Jokowi Pemerintahan Joko Widodo (Joko Widodo) membuka kembali tender Palapa Ring pada 2015. Skema pembiayaannya adalah Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dengan availability payment.
Pemerintah membangun Palapa Ring untuk mengikis kesenjangan koneksi internet pita lebar (broadband) antara Pulau Jawa dengan wilayah lainnya di Indonesia.
Keberadaan Palapa Ring juga diharapkan dapat membuat kesenjangan tarif antara Indonesia bagian barat dan timur dapat berkurang. Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Rudiantara menyatakan, operator dapat menekan biaya operasional dengan menggunakan jaringan Palapa Ring.
(Baca: Palapa Ring Resmi Beroperasi, Jokowi: Jangan untuk Fitnah dan Hoaks)
Dengan begitu, tarif internet yang dibebankan ke konsumen dapat disamakan. "Sama seperti BBM satu harga, konsepnya seperti itu," katanya.
Direktur Infrastruktur Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Bambang Noegroho mengatakan, infrastruktur Palapa Ring memiliki kapasitas internet berkecepatan tinggi hingga 100 gigabyte per second (Gbps).
"Saat speedtest bisa mencapai 40 Mbps untuk unduh dan untuk mengunggah mencapai 7 Mbps," kata Bambang ketika melakukan uji coba Palapa Ring Tengah, beberapa waktu lalu.