Perusahaan teknologi penyedia jasa sewa modem wifi PT Yeloo Integra Datanet Tbk (Passpod) mengumumkan kerja sama dengan penyedia layanan pembayaran asal Filipina, Weepay Payment Processing Corp. Melalui ekspansinya, Passpod mentargetkan pendapatan (revenue) sekitar Rp 53 miliar.
Kedua perusahaan tersebut sepakat akan mendirikan perusahaan joint venture yang beroperasi di Filipina. CEO Passpod Hiro Whardana mengatakan perusahaan joint venture tersebut akan memanfaatkan brand Passpod untuk menggarap pasar outbound traveler di Filipina dan diperkirakan beroperasi pada akhir Mei 2019. “Akan memudahkan Passpod untuk menggarap pasar Filipina yang terus tumbuh signifikan,” ujar Hiro melalui siaran resminya, Selasa (26/3).
(Baca: Passpod Berencana Ekspansi ke Lima Negara di Asia)
Lebih lanjut Hiro mengatakan, hal lain yang mendorong pihaknya membentuk joint venture bersama Weepay karena tingginya anggaran belanja (spending budget) masyarakat Filipina. Penggunaan internet untuk kebutuhan data juga tinggi, bahkan lebih tinggi dari Indonesia. Selain itu, kesadadran mereka bepergian ke luar negeri juga tinggi.
Joint venture ini memang dibentuk setelah melihat tingginya pertumbuhan industri pariwisata di Filipina, termasuk peningkatan jumlah outbound traveler. Berdasarkan laporan Mastercard’s Future of Outbound Travel in Asia Pacific (2016 -2021), Filipina berada di peringkat delapan dari 10 teratas untuk kategori pasar Asia Pasifik.
Di peringkat tersebut, pertumbuhan tercepat dalam jumlah outbound traveler dari 2016 hingga 2021. Saat ini ada 3,4 juta perjalanan ke luar negeri yang dilakukan dari Filipina dan diperkirakan mencapai 4,3 juta pada 2021.
(Baca: Passpod Tawarkan Produk Asuransi Perjalanan Sinar Mas)
Pembentukan kerja sama ini merupakan tindak lanjut rencana Passpod dalam rangka ekspansi ke luar negeri usai menerima dana segar dari IPO pada 2018 lalu. Passpod tak hanya melayani outbound traveler dari Indonesia, juga dari negara lain.
Passpod mencatat, perusahaannya memiliki pendapatan Rp 19,65 miliar pada Januari-Oktober 2018. Angka tersebut melonjak 377 % dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 4,1 miliar sejalan dengan meningkatnya aktivitas perjalanan wisata.