Layanan Pesan Antar Go-Food dan GrabFood Ubah Perilaku Konsumen

Go-Jek
Go-Food Festival di Cirebon, Rabu (11/4).
Penulis: Rizky Alika
Editor: Pingit Aria
7/2/2019, 09.51 WIB

Perubahan perilaku belanja masyarakat dari konvensional ke elektronik telah masuk ke elemen paling mendasar: pangan. Masyarakat kini lebih suka berbelanja makanan jadi ketimbang memasak sendiri.

"Terlihat sekarang ibu-ibu agak malas memasak. Jadi lebih sering belanja makanan jadi," kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Sri Soelistyowati di kantornya, Jakarta, Rabu (6/2).

Fenomena itu terekam dalam data pertumbuhan konsumsi rumah tangga 2018. Badan Pusat Statistik mencatat, terjadi perlambatan pertumbuhan komponen makanan dan minuman selain restoran. Angkanya turun dari 5,36% pada 2017 menjadi 4,81% secara tahunan pada 2018.

Sebaliknya, komponen transportasi-komunikasi tumbuh dari 5,04% jadi 6,14% dan restoran-hotel tumbuh dari 5,31% jadi 5,85%.

(Baca: BPS Sebut Harbolnas Turut Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi 2018)

Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan hal ini merupakan bukti adanya peralihan pola konsumsi rumah tangga. "Ada switching pada perilaku konsumen rumah tangga, ketika makanan jadi dapat diperoleh lewat berbagai aplikasi online," katanya.

Seperti diketahui, sejumlah perusahaan aplikasi menawarkan jasa pesan antar makanan. Mereka bekerja sama dengan berbagai merchant, mulai dari gerai waralaba internasional hingga Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) kuliner dan mengantarkan produknya ke konsumen. Sebut saja GrabFood dari Grab dan Go-Food dari Gojek.

Saat ini, layanan GrabFood telah menggandeng ratusan ribu mitra di 178 kota di Indonesia. Selain di Indonesia, GrabFood hadir di negara lain yang menjadi cakupan Grab, yakni Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam.

(Baca: Laju Ekonomi 2018 Sesuai Harapan, Rupiah Sempat Menguat 13.800/US$)

Sementara itu, layanan pesan-antar makanan milik Gojek yakni Go-Food sudah merangkul 800 ribu mitra di Indonesia. Total transaksi (gross transaction value/GTV) Go-Food mencapai US$ 2 miliar sepanjang 2018. Dengan begitu, Gojek mengklaim Go-Food sebagai menjadi layanan pesan-antar makanan terbesar di Asia Tenggara.

Reporter: Rizky Alika