Pembangunan 5 Ribu BTS di Wilayah Terluar Terganjal Masalah Biaya

Donang Wahyu|KATADATA
Seorang pria menunjukan koneksi internet menggunakan sarana Wifi yang hadir hingga di tengah jalan desa yang di kelilingi persawahan di desa Melung, kecamatan Kedung Banteng, Banyumas, Jawa Tengah.
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
27/12/2018, 19.44 WIB

Maka, untuk memenuhi kebutuhan pendanaan guna membangun 5 ribu BTS, BAKTI mempertimbangkan alokasi dari Biaya Penyelenggaraan (BHP) sektor telekomunikasi. Ia mencatat, selama ini Kementerian Kominfo mendapat sekitar 10% dari total pendapatan perusahaan telekomunikasi untuk BHP.

Nah, sebagian dari 10% itulah yang ingin dimanfaatkan oleh BAKTI. "Industri telekomunikasi sedang suffer, kalau dipungut pasti tidak mau. Jadi uang BHP itu saja yang kami inginkan. Tapi itu harus didiskusikan dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dulu," ujar dia.

Saat ini, BAKTI sudah membangun sekitar 1 ribu dari target 5 ribu BTS hingga 2020. BTS yang sudah dibangun bisa dimanfaatkan oleh operator secara gratis. Di samping itu, Kementerian Kominfo juga membangun Palapa Ring untuk wilayah yang tidak diminati operator, namun masih bisa dijangkau.

(Baca: Lima Kebijakan jadi Utang Kominfo pada 2019)

Palapa Ring Barat sudah selesai sejak pertengahan tahun ini. "Kami sudah jualan terus (Palapa Ring). Kami juga bicara dengan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII)," kata dia. Sementara itu, Palapa Ring Tengah sudah tuntas 100% per Desember 2018.

Adapun teknologi 2G sudah menjangkau 100% provinsi dan 90% dari total 83.218 desa di Indonesia. Sementara layanan 3G menjangkau 94% provinsi dan 70% desa. Lalu, 4G menjangkau 73% provinsi.

Kemudian, dari sekitar 22 ribu wilayah 3T, sekitar 15 ribu sudah terjangkau internet. Sedangkan yang bukan wilayah 3T, sekitar 59 ribu desa sudah terjangkau internet. Masih ada 1.200 desa di wilayah non 3T yang belum terjangkau internet.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati