Pascarilis pada November 2018, DANA menargetkan diri menjadi dompet digital nomor satu di Indonesia pada tahun depan. Aplikasi uang elektronik ini merupakan layanan besutan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (Emtek) dan Ant Financial (Alipay).
Target tersebut hendak dicapai dengan menyempurnakan layanan sistem pembayaran yang dimiliki. "Target kami pada 2019, menjadi dompet digital nomor satu di negeri ini," kata CEO DANA Vincen Iswara saat konferensi pers, di Jakarta, Rabu (21/3).
DANA tampil sebagai aplikasi sebelum festival belanja daring 11.11 pada 11 November 2018. Vincen menyatakan, aplikasi DANA paling banyak diunduh melalui App Store, sedangkan di Google Play Store sebagai yang terbanyak keenam. (Baca juga: Pertumbuhan Bisnis Cellum termasuk yang Tercepat di Asia)
Izin Bank Indonesia (BI) yang kini dikantongi DANA, yaitu penyedia layanan uang elektronik (e-money), dompet elektronik (e-wallet), lembaga keuangan digital, dan transfer dana. Aplikasi ini juga bisa menyediakan layanan pembayaran Quick Response (QR) sejak November 2018.
Sejalan dengan izin yang sudah dikantongi, DANA merilis beberapa fitur tambahan semisal untuk berkirim uang, memindai kode QR, permainan spin and win, serta voucher. Adapun, isi ulang saldo dapat dilakukan melalui transfer bank, kartu debit, maupun kartu kredit. Opsi lain melalui Alfamart, Alfamidi, Dan+Dan, Ramayana, dan Robinson Mart.
(Baca juga: Bank-bank BUMN Siapkan Satu QR Code Khusus untuk Nasabah)
Vincen menuturkan, pihaknya fokus menjadikan DANA sebagai platform terbuka dengan startup lain atau open platform. Oleh karena itu, aplikasi dompet digital ini secara otomatis bisa dipakai pada aplikasi mitra, seperti Tix.id. "Kontribusi Tix.id yang terhubung dengan DANA, Cinema XXI mendapat tambahan pelanggan baru minimal 15% dari total," ucapnya.
Selain itu, layanan DANA diperluas ke mitra usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Sayangnya, Vincen enggan menyebut jumlah mitra yang menggunakan layanan DANA. Berdasarkan catatan Katadata.co.id, aplikasi ini menggandeng 40 mitra pada awal kemunculannya pada 21 Maret 2018.
Pada sisi lain, DANA memiliki mesin pemindai khusus yang tersedia pada setiap mitranya. Pengguna bisa memindai kode QR melalui mesin ini untuk transaksi tanpa memasukkan nomor identifikasi personal (PIN) maupun kode One True Pairing (OTP), cukup menyematkannya di awal saja.
DANA memiliki 600 mesin pemindai tetapi tak semua mitra wajib menggunakannya. Mitra bisa menggunakan kode QR statis seperti yang digunakan oleh layanan pembayaran lain, semisal Go-Pay, OVO, T-Cash, dan lain-lain.
Pendekatan user present QR juga diterapkan oleh DANA. Jadi, konsumen dapat memindai kode QR (user scan merchant) saat bertransaksi . Tapi bisa juga mitra yang memindai kode QR konsumen (merchant scan user). "Ini kode QR pertama di Indonesia yang menggunakan pendekatan user present QR," kata Vincen.
(Baca juga: Bank Mandiri Targetkan Izin QR Code dari BI Terbit Januari 2019)
Vincen menjelaskan pula bahwa transaksi melalui kode QR DANA dapat terhubung langsung dengan mesin kasir (point of sale/POS). Penyediaan layanan ini bekerja sama dengan perusahaan di bidang POS, seperti Moka. Apabila terjadi kesalahan dalam proses transaksi, sistem menyediakan layanan pengembalian uang (refund). "Harusnya otomatis. Tapi kalau mau lapor juga bisa," ujar Vincen.
Pada sisi backend, imbuhnya, DANA menerapkan teknologi routing ke bank dan bagian keamanan. Dua pusat data DANA juga berada di Indonesia.
Berdasarkan catatan perusahaan, jumlah pengguna DANA mencapai 1 juta dalam 3,5 bulan sejak rilis pada Maret 2018. "Bisa dibilang kami aplikasi paling cepat yang pernah dirilis di Indonesia, termasuk di dunia. Bisa dicek. Sejak Juli sampai sekarang, kami sudah multiply," kata Vincen.