Teknologi robot chatting atau chatbot kini tak hanya bisa diakses perusahaan-perusahaan besar. Sebab, pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang mencoba peruntungan di bisnis digital pun bisa menyapa pelanggan dengan chatbot yang dikelola oleh Halosis.
Halosis merupakan startup yang mengembangkan chatbot yang berdiri akhir 2017. Berbeda dengan Kata.ai atau PT Jualan Online Indonesia (Bang Joni), Halosis fokus menyasar mass market seperti UMKM. "Sudah ada sekitar 2.000 seller yang menggunakan jasa kami," kata CEO Halosis Andrew Darmadi di Lippo Mall Puri, Jakarta, Jumat (31/8).
UMKM bisa menyematkan tautan webchat Halosis di profil Instagram, Facebook, hingga aplikasi percakapan seperti Line ataupun Facebook Messenger. Nantinya, chatbot Halosis bakal menyapa pelanggan mereka dengan kalimat, "Hai! Saya Halosis, virtual assistant. Dengan siapa saya bicara?"
Lewat webchat itu, pelanggan bisa bertanya perihal stok produk, harga, hingga ongkos kirim. Selain itu, webchat Halosis akan menyertakan tautan atas produk-produk yang tersedia di UMKM mitranya. Dengan begitu, pelaku UMKM tak perlu lagi sibuk menjawab pertanyaan repetitif pelanggan. Sementara konsumen bisa mendapat info lengkap lewat chatbot Halosis.
Fitur-fitur seperti ini lah yang disediakan Halosis, supaya pelaku UMKM bisa meningkatkan transaksi secara efektif dan efisien. "Kalau berjualan di e-commerce menawarkan diskon untuk menarik konsumen, kami menawarkan kemudahan," kata dia.
(Baca juga: Kata.ai, Startup Di Balik Layanan Chatbot Veronika dan Sabrina)
Untuk layanan dasar tersebut, Halosis tidak mengenakan biaya kepada penjual. Namun, Halosis juga menyediakan layanan premium dan enterprise seharga Rp 500 ribu dan Rp 1 juta per bulan. Melalui layanan itu, Halosis menyediakan jasa analisa perilaku konsumen, laporan penjualan, dan yang lainnya.
Halosis juga menyediakan layanan flash sale, untuk membantu penjual berjualan ribuan barang dalam hitungan menit. "Akhir bulan depan, kami juga akan luncurkan managing social media. Semua kami siapkan untuk membantu penjual mengembangkan bisnis," ujar Andrew.
Adapun penjual yang paling banyak menggunakan layanan chatbot Halosis bergerak di bidang fesyen seperti Alezalabel. Selain itu, penjual kosmetik dan furnitur banyak menggunakan layanan Halosis.
Selain UMKM, Halosis mulai mendekati perusahaan terbuka supaya mau menggunakan layanannya. Hanya, Andrew belum mau menyebutkan nama-nama perusahannya. Adapun Halosis, sudah masuk di inkubator Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk dianalisa dan dikembangkan model bisnisnya. Selain itu, Halosis didukung oleh Telkomsel, Bank Mandiri, dan Badan Ekonomi Kretaif (Bekraf).
Sementara itu, CoFounder Alezalabel Nigg Dional menambahkan, layanan chatbot Halosis membantu dirinya menangani keluhan pelanggan tanpa perlu merekrut karyawan. "Kami menempatkan diri sebagai konsumen, jadi kami berikan layanan yang terbaik. Kami manfaatkan platform yang sudah ada, seperti Halosis dibanding merekrut administrator," kata dia.