Dari E-Commerce hingga Perbankan, Chatbot Gantikan Operator

Desy Setyowati
6 Juli 2018, 11:17
Chatbot Jemma
Foto dari situs Kata.ai
Chatbot Jemma milik Unilever yang dikembangkan oleh Kata.ai

Pernahkah Anda masuk ke sebuah situs belanja online, lalu mendapat ‘sapaan’ ‘seseorang’ melalui kotak chatting? Sebetulnya yang menyapa Anda bukan manusia, melainkan robot chatting, alias chatbot.

Pada laman atau aplikasi toko online, chatbot biasanya akan mengarahkan Anda untuk membeli produk tertentu, hingga memandu pembayarannya. Begitu juga perusahaan penyedia jasa seperti perbankan kerap menggunakan chatbot untuk menggantikan beberapa fungsi operator call center.

Advertisement

Perusahaan riset yang berbasis di Amerika Serikat (AS) Juniper Research melaporkan, penggunaan chatbot oleh industri retail, perbankan, dan kesehatan tahun ini bisa menghemat biaya operasional hingga US$ 6 miliar atau sekitar Rp 86,4 triliun. Angka itu diprediksi meningkat hingga US$ 11 miliar pada 2023.

Chatbot bisa mengurangi waktu interaksi antara perusahaan dengan konsumen melalui telepon dan media sosial, sehingga biayanya lebih murah. "Diperkirakan, konsumen dan perusahaan di ketiga industri ini menghemat lebih dari 2,5 miliar jam (untuk berinteraksi) hingga 2023," sebagaimana dikutip dari laporan bertajuk 'Chatbots: Banking, eCommerce, Retail & Healthcare 2018-2023', Selasa (3/7) lalu.

Tak heran jika banyak perusahaan berbondong-bondong mengadopsi chatbot. Di Indonesia, hampir semua perusahaan telekomunikasi mengadopsi chatbot.

Telkomsel menggandeng perusahaan konsultasi accenture yang bergerak di bisnis chatbot, Kata.ai untuk mengembangkan Veronika pada Agustus 2017. Melalui Veronika, Telkomsel melayani pelanggan lewat Facebook Messenger, LINE, hingga Telegram.

(Baca juga: Kata.ai, Startup Di Balik Layanan Chatbot Veronika dan Sabrina)

Langkah Telkomsel itu kemudian ditiru oleh XL Axiata pada 18 Oktober 2017. Dengan meluncurkan Maya, XL Axiata bisa melayani konsumen lebih cepat dan mudah. Untuk mengembangkan Maya, XL Axiata menggandeng perusahaan rintisan di bidang chatbot asal DI Yogyakarta yang bernama Botika.

Kini, giliran PT Indosat Tbk yang bakal mengaplikasikan teknologi serupa. Group Head Corporate Communications Indosat Ooredoo Deva Rachman membenarkan bahwa perusahaannya tengah mengembangkan chatbot. "Iya. Itu (bentuk pengembangannya) business to business (B2B)," kata dia kepada Katadata, Kamis (5/7).

Chatbot juga banyak digunakan oleh perbankan. PT Bank Central Asia Tbk (BCA), misalnya, merilis chatbot bernama Virtual Assistant Chat Banking BCA atau Vira pada Juni 2017. Vira merupakan hasil inovasi Fariz Tadjoedin, juara pertama kompetisi Financial Hackathon (Finhacks) yang diselenggarakan oleh BCA pada 2016.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement