BlackBerry Rilis Solusi Bisnis untuk Antisipasi Ransomware

ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Sejumlah pasien mengantre saat terjadi gangguan karena virus Ransomware WannaCrypt atau WannaCry di Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta, Senin (15/5).
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
8/8/2018, 18.46 WIB

Tak lagi memproduksi perangkat ponsel pintar (smartphone), perusahaan telekomunikasi asal Kanada, BlackBerry Ltd fokus menyediakan solusi bisnis bagi korporasi. Hari ini, BlackBerry mengumumkan solusi bisnis baru yang memungkinkan pemulihan akibat serangan ransoware lebih cepat.

Executive Vice President of Enterprise Products BlackBerry Billy Ho menyampaikan, perusahaannya mengembangkan teknologi yang bisa membekukan akun pengguna pada saat komputer dan file terserang ransomware. Dengan begitu, data-data tidak akan hilang. "Ransomware menghilangkan data, opportunity costs, dan risiko reputasi," ujarnya dalam siaran pers, Rabu (8/8).

Teknologi itu disisipkan dalam solusi bisnis baru yaitu BlackBerry Workspaces Collaborate and Secure Plus. Administrator yang terhubung dengan layanan ini bisa memeriksa log pengguna saat serangan terjadi. Dengan begitu, administrator bisa menentukan ruang kerja, folder, dan file apa saja yang terserang secara tepat.

“Organisasi harus memiliki budaya keamanan yang kuat guna meminimalkan risiko serangan. Dalam skenario terburuk, sangat penting bagi perusahaan memiliki model pertahanan berlapis dan technology stack untuk menangkis serangan siber," kata dia.

(Baca juga: Antisipasi Risiko Siber, BRI Gandeng BlackBerry dan Telkomsel)

Ia menjelaskan, ransomware merupakan jenis malware yang banyak menyerang jaringan selama 2017. Ia memproyeksikan, ransomware bakal menyerang jaringan setiap 14 detik dengan biaya kerusakan senilai US$ 11,5 miliar per tahun pada 2019. Untuk itu, ia yakin teknologi ini akan sangat membantu banyak perusahaan.

BlackBerry pun akan mendemonstrasikan solusi baru ini secara resmi dalam acara 2018 BlackBerry Security Summit di London, Inggris pada 12 September dan di New York, Amerika Serikat (AS) pada 4 Oktober 2018 nanti.

Dengan begitu, BlackBerry bakal memiliki lima jenis solusi bisnis. Empat lainnya yaitu Unified Endpoint Management (UEM) atau perangkat lunak pengontrol beragam aplikasi secara terintegrasi; AtHoc atau software system keamanan untuk komunikasi krisis; Cyber Security Consultant untuk membantu perusahaan menganalisa risiko peretasan; serta, Workspaces atau keamanan data.

Managing Director BlackBerry untuk Indonesia Amit Mehta menyampaikan, perusahaannya bakal menawarkan solusi bisnis kepada perusahaan di Tanah Air. Secara umum, menurutnya keamanan siber merupakan kebutuhan dasar perusahaan. Anak usaha PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), Saka Energi dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) pun menggunakan layanan UEM BlackBerry. 

Hanya, menurutnya perusahaan di sektor perbankan, minyak dan gas (migas), pertambangan, dan kesehatan bakal lebih dulu mengadopsi teknologi terkait keamanan siber. Untuk itu, perusahaannya bakal fokus menawarkan produk kepada perusahaan di sektor-sektor tersebut. "Kami juga akan tawarkan kepada pemerintah," ujarnya.

 
Reporter: Desy Setyowati