Aplikasi financial technology (fintech) RupiahPlus menjadi sorotan karena kedapatan mengakses nomor-nomor dalam daftar kontak debitor dan menggunakannnya untuk menagih utang. Akses data pengguna sebenarnya merupakan hal yang wajar dan dilakukan oleh fintech lain juga.
“Di industri kami, ada akses data untuk tujuan verifikasi dan penagihan,” kata Legal Coordinator Fintech Lending Division Aftech Chandra Kusuma di Jakarta, Senin (2/7) kemarin.
Hanya, pertanyaannya kemudian adalah seberapa banyak data yang diakses oleh penyedia aplikasi, dan apakah pengguna benar-benar menyadari risiko dari penggunaan data yang diserahkannya?
Katadata mencoba membandingkan akses data pengguna oleh RupiahPlus dan beberapa fintech penyedia kredit lain, yakni Kredivo, KoinWorks dan Uangteman. Di antara keempatnya, hanya KoinWorks yang operasionalnya tidak mensyaratkan akses terhadap daftar kontak pengguna.
Fintech | Kontak | Telepon | SMS |
RupiahPlus | -Membacakontakpengguna | -Membaca riwayat panggilan-Memanggil nomor telepon secara langsung | -Membaca pesan teks-Menerima pesan teks-Mengirim dan melihat pesan SMS |
Kredivo | -Membacakontakpengguna | -Membaca riwayat panggilan | -Membaca pesan teks-Menerima pesan teks |
UangTeman | -Membacakontakpengguna | -Membaca riwayat panggilan | -Membaca pesan teks-Menerima pesan teks |
KoinWorks | - | - | - |
Fintech perlu membaca data kontak dan riwayat panggilan pengguna untuk memastikan calon debitor yang mengajukan kredit adalah sosok ‘nyata’. Sebab, jika orang berniat buruk untuk membuat akun palsu untuk melarikan kredit, ada kecenderungan mereka akan menggunakan nomor telepon khusus dengan riwayat panggilan seadanya dan sedikit kontak yang tersimpan.
Perbedaannya, aplikasi fintech lain hanya meminta izin untuk membaca data kontak, daftar panggilan, dan pesan dari ponsel pengguna. Sementara, RupiahPlus juga minta izin untuk secara langsung menelepon dan mengirim pesan kepada nomor-nomor pada daftar kontak pengguna. Masalahnya, beberapa pengguna kemudian protes karena akses kontak ini digunakan untuk menagih utang.
(Baca juga: Penagihan Utang RupiahPlus Terindikasi Langgar Dua Aturan)
Di luar itu, aplikasi fintech juga mengakses berbagai data lain dari ponsel penggunanya untuk verifikasi, penentuan skor kredit, hingga penagihan. Aplikasi KoinWorks misalnya, dapat mengidentifikasi akun yang terdaftar pada ponsel pengguna, baik di media sosial maupun e-commerce.
Aplikasi-aplikasi fintech umumnya juga meminta akses data jaringan pengguna. Artinya, konsumsi pulsa dan kebiasaan belanja online Anda dapat dijadikan bahan analisis skor kredit. Proses elektronik dengan data-data digital inilah yang membuat proses persetujuan kredit fintech hanya memerlukan hitungan menit.
Ketentuan ini sebenarnya telah disampaikan dalam proses instalasi aplikasi. Namun, jarang ada perusahaan yang menjelaskan tujuan penggunaan data-data tersebut. Asosiasi Fintech pun berjanji akan membuat anggotanya lebih transparan.
Di pihak lain, masyarakat juga diminta lebih teliti membaca syarat dan ketentuan sebelum menginstal aplikasi. "Harus ada pemberitahuan bahwa kami akan akses data Anda. Kalau tidak setuju, ya jangan ambil pinjaman," kata Chandra.