Perusahaan penyedia layanan transportasi berbasis online Go-Jek dikabarkan mendapat tawaran pendanaan baru oleh investor lama senilai US$ 1 miliar atau setara Rp 13,8 triliun. Tambahan investasi ini guna memuluskan rencana ekspansi Go-jek ke empat negara di Asia Tenggara.
Mengutip Bloomberg, sumber yang enggan disebutkan namanya ini mengatakan bahwa beberapa investor existing Go-Jek seperti Tencent dari Tiongkok dan Warburg Pincus dari Amerika Serikat (AS) sudah berdiskusi mengenai tambahan rencana ini.
Hanya, Go-Jek belum memutuskan akan menerima atau menolak tawaran ini. Apalagi, Go-Jek baru saja mendapat putaran pendanaan sebesar US$ 1,5 miliar atau sekitar Rp 20,8 triliun secara kolektif dari Google, Temasek, dan JD.com, awal tahun ini.
(Baca juga: Valuasi Go-Jek Dekati Grab yang Telah Beroperasi di 8 Negara)
Sementara, Go-Jek belum mau berkomentar perihal kabar tawaran pendanaan anyar ini. "Kami tidak bisa komentar terkait (kabar) ini," kata Vice President Corporate Communication Go-Jek Michael Reza Say kepada Katadata, Jumat (8/6).
Go-Jek sebelumnya mengumumkan rencana ekspansi ke Vietnam, Singapura, Thailand, dan Filipina. Go-Jek pun menyiapkan dana US$ 500 juta atau setara Rp 7,1 triliun untuk rencana yang akan direalisasikan dalam beberapa bulan tersebut.
CEO dan Founder Nadiem Makarim Go-Jek mengatakan, layanan berbagi tumpangan (ride-hailing) akan lebih dulu hadir di keempat negara itu. Setelahnya, akan dikembangkan ke berbagai layanan on-demand lainnya seperti Go-Food dan Go-Send. "Kami berharap bisa menjadi aplikasi gaya hidup utama, pilihan masyarakat di empat negara itu," ujar dia beberapa waktu lalu.
(Baca juga: Go-Jek Luncurkan Go-Daily, Layanan Pesan Antar Galon hingga LPG)