Facebook memblokir sekitar 200 aplikasi yang memiliki akses ke sejumlah besar data pengguna. Penutupan sementara ini merupakan tindak lanjut atas penyelidikan kasus pencurian data oleh Cambridge Analytica.
Wakil Presiden Facebook Urusan Kemitraan Produk Ime Archibong mengatakan, penangguhan ini memrupakan bagian dari audit internal yang dilakukannya secara menyeluruh. Audit tersebut dilakukan setelah Komisioner Informasi Inggris atau Information Commissioner's Office (ICO) selesai melakukan investigasi.
(Baca juga: Facebook Kembali Minta Waktu untuk Serahkan Audit Kebocoran Data)
"Ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menemukan semua aplikasi yang mungkin telah menyalahgunakan data pengguna Facebook. Itu akan memakan waktu," ujarnya kepada Reuters, kemarin (14/5).
Ia menegaskan, Facebook sudah menyiapkan tim yang besar, terdiri dari para ahli baik di internal maupun eksternal. "Mereka bekerja keras untuk menyelidiki aplikasi ini secepat mungkin,” kata dia.
Penangguhan ini juga sebagai bagian dari pemenuhan janji Chief Executive Officer (CEO) Facebook Mark Zuckerberg untuk mengusut kasus kebocoran data 87 juta pengguna, pada 21 Maret lalu. Zuckerberg juga sempat mengatakan, Facebook akan menyelidiki semua aplikasi yang memiliki akses data pengguna sejak 2014.
(Baca juga: Facebook Segera Luncurkan Aplikasi Kencan Online)
Sebelumnya, Vice President of Public Policy Facebook Asia Pacific Simon Milner mengatakan, sudah ada tim khusus untuk mengkaji kebocoran data tersebut. "Ke depan juga akan ada fitur baru. Anda bisa membandingkan (dengan tampilan sebelumnya), untuk tahu apa yang sudah dilakukan Facebook," kata dia.
Begitu juga Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara juga masih menunggu hasil investigasi atas kebocoran data Facebook karena melibatkan pengguna Indonesia. “Kominfo tidak berdiri sendiri, prosesnya bukan hanya di sini,” ujarnya beberapa waktu lalu.