Beberapa analis memproyeksikan, Whatsapp bakal lebih terbuka dengan pengiklan setelah para pendirinya keluar. Hal ini merupakan kebijakan dari perusahaan induknya, Facebook.

"Kami diberi tahu dalam beberapa tahun terakhir ini, setelah Jan Koum meninggalkan WhatsApp, saat itu iklan muncul," ujar salah seorang analis Barclay dikutip dari Expres.co.uk, Ahad (6/5) waktu Amerika.

Mengutip dari CNBC, Kepala aplikasi Facebook Messenger David Marcus pun menyatakan bahwa WhatsApp akan lebih terbuka bagi para pengiklan. Bahkan, pengiklan bisa mengintegrasikan aplikasi pemrogaman antarmuka (application programming interface/API) untuk mengirim pesan berisi iklan langsung kepada pengguna.

"Perusahaan besar atau kecil dapat mengintegrasikan API untuk mengirim atau menerima pesan di platform WhatsApp," kata dia.

(Baca juga: Instagram Kembangkan Fitur Pembayaran)

Mengutip dari The Washington Post, keluarnya pendiri sekaligus CEO WhatsApp Jan Koum dari Facebook Inc diduga karena berselisih terkait privasi dan iklan. Meski, ia tidak mengkonfirmasinya.

"Saya akan pergi pada saat orang-orang menggunakan WhatsApp untuk berbagai hal lebih dari yang bisa saya bayangkan," kata Koum melalui akun Facebooknya.

Ada dugaan penyebab utama Koum mundur karena menolak strategi perusahaan induknya, Facebook yang hendak memakai data pribadi dan melemahkan enkripsi WhatsApp. Apalagi, pendapatan utama Facebook berasal dari iklan. Sementara, Koum berjanji tak akan ada iklan di aplikasinya. Pendiri WhatsApp yang lain, Brian Acton telah lebih dulu meninggalkan Facebook pada 2017 lalu.

(Baca juga: Facebook Segera Luncurkan Aplikasi Kencan Online)

Adapun Facebook mengakuisisi WhatsApp pada 2014 senilai US$ 19 miliar. Lantas, aplikasi percakapan itu menghapus biaya berlangganan US$ 1 per tahun pada Januari 2016. Alhasil, pengguna bisa memakai layanan itu secara cuma-cuma. Padahal, biaya itu menjadi satu-satunya pemasukan bagi WhatsApp.

Mengutip dari Reuters, setelah kasus kebocoran data 87 juta pengguna, Facebook diduga bakal memanfaatkan database WhatsApp untuk kebutuhan pengiklan. Apalagi, pengguna aktif WhatsApp mencapai 990 juta.

Reporter: Desy Setyowati