Perusahaan financial technology (fintech) berbasis peer to peer (P2P) lending, Modalku memperoleh pendanaan Seri B sebesar US$ 25 juta atau hampir Rp 350 miliar. "Ini yang terbesar untuk P2P Lending di Asia Tenggara," ujar Chief Executive Officer (CEO) Modalku Reynold Wijaya di Jakarta, Rabu (18/4).
Ronde pendanaan itu diisi oleh SoftBank Ventures, Korea; Sequoia, India; Alpha JWC Ventures, Indonesia, dan Golden Gates Ventures. Selain itu, Line Ventures, Qualgro dan Mahanusa Capital juga turut berinvestasi putaran pendanaan ini.
Modalku yang sudah beroperasi di Indonesia, Singapura, dan Malaysia akan menggunakan dana tersebut untuk menambah varian produk dan mempercepat proses pinjaman.
Chief Operating Officer (COO) Modalku Iwan Kurniawan mengatakan, perusahannya memberikan pinjaman antara Rp 50 juta sampai Rp 2 miliar dengan tenor hingga 24 bulan. Proses pinjaman tersebut memakan waktu harian hingga mingguan.
Tahun ini, proses itu bakal dipercepat hingga menjadi hitungan jam untuk pinjaman senilai jutaan rupiah. Sedangkan pinjaman miliaran rupiah, prosesnya ditarget selesai dalam hitungan hari. Percepatan proses assessment itu dilakukan dengan mengandalkan teknologi.
(Baca juga: Pemerintah Cermati Keamanan Data Nasabah Fintech dan E-Commerce)
Selain itu, Modalku berencana merilis pinjaman yang jatuh temponya bulanan. "Semester I-2018 ini keluar," ujar Iwan. Dengan begitu, baik debitor ataupun kreditor bisa memilih dari banyak varian produk. Saat ini, Modalku mempunyai 60 ribu kreditor terdaftar. Sedangkan debitornya sekitar 3 ribu di tiga negara.
Pendanaan seri B biasanya diperlukan untuk memaksimalkan ekspansi pasar, model bisnis, dan menyasar basis pengguna yang lebih luas. Nilai investasinya berkisar antara Rp 22 miliar hingga Rp 80 miliar. Perusahaan rintisan (start-up) yang mendapatkan pendanaan ini pun biasanya sudah menghasilkan keuntungan.
SoftBank Ventures Korea, sebagai pemimpin pendanaan Seri B bagi Modalku merupakan perusahaan modal venture yang merupakan bagian dari SoftBank Group. SoftBank Group dikenal dengan Vision Fund US$ 100 miliar, investor bagi penyedia kredit alternatif seperti SoFi dan Kabbage di Amerika Serikat (AS). Group ini juga menjadi investor dari Grab dan Tokopedia di Asia Tenggara.
Selain Softbank, Modalku juga mendapat komitmen penyaluran kredit dari beberapa bank dan institusi keuangan lain untuk memberdayakan Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Hanya, tak dijelaskan detail industri keuangan mana yang memberikan komitmen tersebut.
Penduduk Dewasa yang Memiliki Akses Perbankan (2014)
Besarnya gap pembiayaan di Indonesia menjadi magnet bagi investor berinvestasi di fintech. Modalku salah satu fintech yang diminati investor. Tahun lalu, Modalku menyalurkan pinjaman Rp 550 miliar kepada sekitar 2 ribu UMKM di Indonesia, serta Rp 450 miliar untuk sekitar seribu debitor di Malaysia dan Singapura.
(Baca juga: Inilah 13 Fintech yang Akan Berkembang Pesat di Indonesia)
Pada Juni 2017, Modalku juga terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai penyelenggara layanan pinjam meminjam uang berbasis digital teknologi informasi. Selain itu, Modalku terdaftar di otoritas serupa di Singapura dan Malaysia.
Pada September 2017, Modalku sudah diaudit oleh Ernst and Young. Lalu, Modalku menggandeng PT Pefindo Biro Kredit sebagai lembaga pengelola informasi kredit pada Desember 2017. Dengan begitu, informasi seputar riwayat kredit, nilai (score) dan latar belakang calon peminjam bisa dilengkapi oleh Pefindo.
Adapun, pendirian Modalku ini berawal dari ide Reynold dan temannya saat kuliah di Harvard Business School, Kelvin Theo. Meski masih kuliah, keduanya membangun fintech sejenis Funding Societies di Singapura pada 2015. Di tahun berikutnya, keduanya menggandeng Iwan mendirikan Modalku di Indonesia.
Untuk bisa meminjam di Modalku, peminjam harus melengkapi beberapa dokumen. Di antaranya, catatan rekening bank enam bulan terakhir; laporan keuangan dua tahun terakhir yang telah diaudit dan setahun terakhir yang dibuat oleh manajemen; identitas, dokumen pribadi, dan kartu nama penjamin.