RedDoorz Raih Pendanaan Rp 150 Miliar untuk Ekspansi di Asia Tenggara

RedDoorz
Ilustrasi RedDoorz
Penulis: Pingit Aria
7/3/2018, 12.40 WIB

Platform pemesanan hotel online RedDoorz mengumumkan investasi sebesar US$ 11 Juta atau sekitar Rp 150 miliar. Pendanaan pre-series B ini ditujukan untuk ekspansi RedDoorz dalam memperkuat posisinya di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Pendanaan ini merupakan investasi tambahan dari Asia Investment Fund, yang berasal dari Sushquehanna International Group, dan International Finance Corporation (investasi swasta dari World Bank Group). Selain itu ada juga InnoVen Capital, Jungle Ventures, yang telah berinvestasi di putaran terakhir - bersama dengan investor baru DeepSky Capital, FengHe Group dan Hendale Capital dan investor lainnya.

Sejak berdiri di tahun 2015, RedDoorz telah telah memiliki lebih dari 500 properti dan telah melayani lebih dari 700 ribu malam menginap bagi konsumennya. Di Indonesia, RedDoorz telah berkembang cukup pesat dengan memperkerjakan karyawan sebanyak 160 orang.

(Baca juga: Airbnb Cetak Rekor 3 Juta Pengguna di Malam Tahun Baru 2018)

“Kehadiran kami di 16 kota dan lebih dari 3000 kamar hotel di Indonesia, menjadi titik awal perkembangan kami di negara ini,” kata Amit Saberwal, Founder & CEO RedDoorz melalui siaran persnya, Selasa (6/3).

RedDoorz pertama kali membuka propertinya di wilayah kolonial sepanjang East Coast Road di Singapura dan di tempat ternama seperti East Cost Park. Hotel yang memiliki 65 kamar ini memiliki tampilan gaya dan interior dengan suasana “peranakan” yang datang dari zaman kolonial Singapura.

Pendanaan ini juga akan digunakan untuk membuka properti yang sepenuhnya dioperasikan oleh RedDoorz. “Kami berencana untuk memiliki 100 properti yang sepenuhnya di operasikan oleh RedDoorz dan menambah 1.000 properti dari mitra lainnya di wilayah ini dalam 18 bulan ke depan,” kata Saberwal.

(Baca juga: Penjualan Tiket.com Naik 2 Kali Lipat Setelah Diakuisisi Djarum)

Belum lama ini RedDoorz baru saja meluncurkan properti hotel pertama yang sepenuhnya dioperasikan oleh RedDoorz di Singapura. Hal ini merupakan bentuk strategi jangka panjang RedDoorz untuk lebih berkembang dalam bisnis pemesanan hotel online.

Ia optimistis platform-nya akan tumbuh di Indonesia karena pada Mei 2016, sebuah studi bertajuk “E-conomy SEA” dari Google dan Temasek Holdings menemukan bahwa Indonesia berada di peringkat teratas sebagai pengguna internet dengan pertumbuhan pasar online yang cukup pesat.

Studi gabungan ini meramalkan bahwa pasar regional untuk akomodasi perjalanan online termasuk maskapai penerbangan akan meningkat mendekati US$ 90 miliar pada tahun 2025, dibandingkan US$ 21,6 miliar pada tahun 2015, dengan Indonesia diperkirakan akan menghasilkan sepertiga dari pertumbuhan tersebut.

(Baca juga: Tiket Kereta Api untuk Mudik 2018 Mulai Dijual Hari Ini)

Reporter: Hari Widowati