DBS menargetkan 3,5 juta nasabah terdaftar dalam layanan perbankan digital, Digibank di Indonesia. Bank asal Singapura itu menggelontorkan investasi S$ 200 juta atau setara Rp 2,03 triliun untuk mengembangkan Digibank di India dan Indonesia dalam tiga tahun.
Head of Digital Banking DBS di Indonesia Leonardo Koesmanto menyatakan, Digibank baru diluncurkan di Indonesia pada 29 Agustus 2017 lalu. "Awal kami launch itu 90 nasabah per hari. Sekarang ini sudah hampir 1.000 per hari," ujarnya di St. Ali Coffee, Jakarta, Rabu (24/1).
Ada beberapa strategi yang diterapkan DBS untuk mencapai targetnya, termasuk melalui program Know Your Costumer secara elektronik (e-KYC). Supaya terjangkau generasi millenial, Digibank pun membuka e-KYC store di 21 kedai kopi di Jakarta, Tangerang, Bandung, dan Surabaya.
(Baca: DBS Gelar Kompetisi Opini Kreatif Anak Muda tentang Ekonomi Digital)
Melalui e-KYC ini, calon nasabah hanya perlu membawa Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP) dan bisa membuka rekening baru dalam kurun waktu tiga menit saja.
Leo menegaskan bahwa e-KYC ini tetap mematuhi Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 19 Tahun 2017 tentang Penerapan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT). Sebab, verifikasi melalui e-KYC ini memanfaatkan data biometrik yang ada di e-KTP.
"Karena sekalipun istri saya, misalnya, bawa e-KTP saya, sidik jarinya enggak akan sesuai," kata dia.
Ia pun mengklaim, perusahaannya menjadi yang pertama bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri untuk memanfaatkan data biometrik, seperti sidik jari, yang ada di e-KTP ini. Ia juga mengklaim layanan ini sudah mendapat izin Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
(Baca juga: Prospek Bank Cerah, Harga Jual Saham Danamon Bisa Lebih Tinggi)
Selain e-KYC, Digibank ini juga menawarkan fitur Chat Transfer menggunakan virtual assistant. Untuk memastikan keamanan transaksi, Digibank juga menyediakan soft token, yakni kode digit yang dikirim melalui pesan singkat (short message service/SMS) yang sapat digunakan untuk bertransaksi.
Teknologi ini juga akan membantu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh nasabah, tanpa harus menghubungi call center. "Saat kami launch, akurasi mesin hanya 30%, dalam setahun sudah 88%. Ini akan berkembang terus, karena mssin belajar terus," kata Leo. Bila ada pertanyaan yang belum terjawab mesin, maka nasabah akan dibantu oleh agen Digibank yang berada di sekitar e-KYC store.
Digibank juga menawarkan spending tracker yang bisa membantu nasabah untuk merencanakan keuangannya. Sebab melalui fitur ini, nasabah bisa memantau transaksi perbankan menggunakan kartu debit Digibank.